Tindakan manajer yang
dilakukan untuk mengusahakan agar supaya orang-orang bekerja efisien, agar
fasilitas yang ada dapat digunakan dengan tiada unsur penghamburan/ pemborosan,
bergantung adanya beberapa faktor antara lain:
1. Faktor Kepemimpinan (leadership)
Faktor yang juga sangat
bersifat pibadi ini, adalah merupakan motor penggerak yang melebihi kemampuan
orang-orang, sehingga dapat mempengaruhi orang-orang lain itu untuk bekerja
menuju tercapainya tujuan. Mengapa demikian? Karena segenap aktivitas dalam
usaha kerjasama itu akan berlangsung baik jika terdapat kemampuan untuk
menetapkan kebijaksanaan yang bersifat taktis, yang didasarkan pada tingkat
rasionalitas tertentu ke arah tujuan yang telah ditetapkan.
Hendaknya selalu
berusaha untuk merangsang timbulnya ide-ide dan saran dari berbagai sumber yang
tersedia. Maka manajer tetap merupakan orang yang pertama yang harus memulai
membuka tindakan atau prakarsa (inisiatif). Jadi kepemimpinan atau leadership
adalah keseluruhan tingkah laku manusia yang mengandung unsur-unsur kemampuan
yang melebihi kemampuan orang lain dalam suatu lingkungan kerja sama, yang
dapat mempengaruhi orang lain itu untuk dapat bekerja sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Kekuasaan (authority)
Manajer yang mempunyai
kewibawaan akan disegani oleh anak buahnya, dan segala perintahnya akan
dilaksanakan. Hal ini pada umumnya sangat berhubungan erat dengan masalah
keesahan (legality) dari pada manajer
itu dalam memegang sesuatu jabatan. Dalam arti bahwa, pimpinan yang syah
biasanya akan lebih ditaati oleh anak buahnya, karena terikat dari adanya
peraturan-peraturan atau undang-undang yang sah.
3. Komunikasi (communication)
Adalah segenap proses
kegiatan untuk menyampaikan atau memindahkan ide-ide, informasi-informasi,
warta-warta dari seseorang kepada orang lain. Kegiatan ini dalam suatu usaha
kerjasama untuk memperoleh saling pengertian antara pemimpin dengan orang-orang
yang dipimpinnya. Yang dapat dilaksanakan dengan berbagai cara atau media,
misalnya dengan lisan atau wawancara, tulisan (surat-menyurat), telepon, radio,
surat kabar dan lain sebagainya.
Ilustrasi Directing via fanpop.com |
Dalam bidang manajemen,
komunikasi yang dimaksudkan untuk memperoleh saling pengertian antara manajer
dengan bawahan ini dapat berlangsung melalui dua fase, penyampaian dan fase
penerimaan kembali (feed back). Fase
pertama dilakukan apabila kita menghendaki supaya orang lain mengerti yang kita
maksudkan sudah kita utarakan, bahwa tentu maksud kita itu dapat diterima dan
dimengerti. Oleh karenanya kita perlu untuk mengerti tentang reaksi dari
penerima (berita). Usaha untuk mengerti, mendengarkan kembali reaksi dari
penerima ide, atau informasi inilah yang dimaksudkan sebagai fase penerima
kembali atau umpan balik.
4. Hubungan Kerja Kemanusiaan (human relations)
Adalah hubungan
kemanusiaan yang baik antara pimpinan dengan karyawan agar tercipta suasan atau
iklim kerja yang memuaskan. Hal ini erat hubungannya dengan masalah tinggi
rendahnya kedudukan orang-orang. Karena dalam organisasi itu terdapat
orang-orang yang mempunyai kedudukan yang rendah. Masalah kedudukan ini dapat
menjadi penghalangan hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik, apabila
masing-masing pihak dalam organisasi terlalu ekstrim berpegang pada statifikasi
tersebut, dan tidak memperhatikan sikap dan atau norma-norma dalam hubungan
kemanusiaan dalam rangkaian stratifikasi kedudukan diantar mereka.
5. Fasilitas
Proses penyelenggaraan
dan fasilitas ibarat manusia dengan bayangannya. Oleh karena itu fasilitas yang disediakan untuk sesuatu aktivitas harus
pula memadai. Fasilitas yang diperlukan itu dapat berupa perlengkapan atau apa
saja yang membuat pekerjaan itu berjalan dengan lancar, seperti: uang, bahan
perlengkapan, waktu dan lain sebagainya. Bagaimana baiknya piminan yang
dibawakan oleh seseorang untuk dapat memimpin orang lain, tanpa disertai
fasilitas yang cukup, kegiatan itu tidak akan dapat mencapai pada sasarannya.
Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya Fungsi
Manajemen
0 comments:
Post a Comment