Sunday, May 10, 2015

Tokoh Manajemen: Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

By
Pada tahun 1878 FW Taylor mulai bekerja di perusahaan pabrik baja Midvale (Midvale Steel Company). Sekalipun sebagai pekerja biasa, tetapi karena kecakapannya setelah bekerja selama dua tahun ia kemudian diangkat sebagai Kepala Pekerja (Gang Boss). Kemudian dinaikkan pangkatnya lagi menjadi pengawas pekerja  (Feromen) pada bengkel pemeliharaan dan perbaikan mesin. Tidak lama kemudian diangkat lagi menjadi perencana (Drafman) akhirnya diangkat menjadi Pimpinan Ahli Ahli Teknik (Chief Engineer).

Prestasinya menyebabkan majunya pabrik baja tersebut. Taylor dapat memecahkan masalah tidak efisiensinya pekerjaan dalam manajemen, yang ini merupakan kewajiban manajer, bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Berdasarkan pengalamannya di pabrik baja tersebut, ia menerbitkan buku ilmiahnya yang ke 1, yaitu "Shop Management" (Manajemen Perbengkelan) pada tahun 1903, ke 2 "The Pinciples of Scientific Management" tahun 1911, dan yang ke 3 "On the Art of Cutting Metals" (Seni memotong barang logam).

Pada tahun 1898 Taylor diminta oleh Pabrik Baja Bethlehem untuk memajukan perusahaan tersebut yang mengalami kemunduran. Pertama-tama ia mempelajari pekerja-pekerja yang mengangkat besi batangan yang harus dibawa dan diletakkan di atas gerbong kereta api. Masing-masing besi batangan itu beratnya 92 pon (42 kg). Dan masing-masing pekerja dapat menyelesaikan 12,5 ton sehari.

Berdasarkan atas percobaannya, sehingga sampai pada suatu kesimpulan bahwa:
  1. Tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan bakatnya, maka perlu diadakan seleksi pekerja yang sesuai dengan bakatnya.
  2. Masing-masing pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan, maka perlu diadakan latihan agar dapat diperbaiki metode kerjanya.
  3. Untuk menjaga produktivitas yang baik, maka perlu diadakan pembagian waktu bekerja dan waktu istirahat.
  4. Produktivitas kerja akan terjamin, apabila diadakan system standar dari pada hasil, dan sistem insentif.
Seleksi dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat kemampuan yang tinggi sesuai dengan kondisi fisiknya. Diperlukan juga syarat pekerja yang dapat berprestasi yang semaksimal mungkin. Latihan dimaksudkan agar pekerja dapat bekerja sesuai dengan yang telah ditentukan, antara lain menggunakan alat-alat dan perlengkapan, agar semua gerakan (motion) dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. 

FW Taylor via explorepahistory.com
Untuk menjaga keletihan fisik dari para pekerja, perlu diatur kapan mereka harus bekerja dan kapan mereka harus beistirahat. Kenyataan menunjukkan bahwa hasil kerja dari para pekerja yang tanpa diadakan istirahat hasilnya akan menurun dibandingkan kalau diadakan waktu istirahat, menunjukkan hasil yang meningkat. Agar supaya setiap pekerja dapat kelihatan hasilnya, maka diadakan standar hasil kerja yang disebut rencana satuan hasil kerja (piece workplan). Pekerja yang dapat memperoleh hasil yang melampaui standar itu diberikan upah tambahan (insentif), sedangkah yang hasilnya kurang dari standar, upahnya dipotong sebagai hukuman.

Berdasarkan atas usaha-usaha FW Taylor di atas, maka rata-rata setiap pekerja dapat berprestasi 4 kali lipat hari hasil sebelumnya, yaitu sebelumnya rata-rata setiap pekerja hanya dapat mengangkat 12,5 ton, kemudian dapat ditingkatkan menjadi 47,5 ton setiap harinya. Upah pekerja dapat dinaikkan $1,45 menjadi $1.85 setiap harinya.

Kesimpulan Teori FW Taylor
  1. Bahwa setiap unsur pekerjaan manusia, secara ilmiah harus dikembangkan.
  2. Secara ilmiah harus memilih, melatih, mendidik, dan mengembangkan para pekerja, agar sesuai dengan kemampuan/bakatnya.
  3. Memupuk kerjasama dalam kelompok pekerjaan masing-masing, agar secara sadar suka melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya.
  4. Mengadakan pembagian kerja dan tanggung jawab antara pimpinan dan para pelaksana, atau antara manajer dan para pelaksana. Berdasarkan atas konsep tersebut, maka dibedakan antara pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan, yaitu: perencanaan dilakukan oleh manajer, sedangkan pelaksana (execution) dilakukan oleh para pelaksana.
Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya "Fungsi Manajemen"
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment