Pada tahun 1878 FW Taylor mulai bekerja di
perusahaan pabrik baja Midvale (Midvale Steel Company). Sekalipun sebagai
pekerja biasa, tetapi karena kecakapannya setelah bekerja selama dua tahun ia
kemudian diangkat sebagai Kepala Pekerja (Gang Boss). Kemudian dinaikkan
pangkatnya lagi menjadi pengawas pekerja
(Feromen) pada bengkel pemeliharaan dan perbaikan mesin. Tidak lama
kemudian diangkat lagi menjadi perencana (Drafman) akhirnya diangkat menjadi Pimpinan Ahli
Ahli Teknik (Chief Engineer).
Prestasinya menyebabkan majunya pabrik baja tersebut. Taylor dapat memecahkan
masalah tidak efisiensinya pekerjaan dalam manajemen, yang ini merupakan
kewajiban manajer, bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Berdasarkan pengalamannya di pabrik baja
tersebut, ia menerbitkan buku ilmiahnya yang ke 1, yaitu "Shop
Management" (Manajemen Perbengkelan) pada tahun 1903, ke 2 "The Pinciples of Scientific
Management" tahun 1911, dan yang ke 3 "On the Art of Cutting
Metals" (Seni memotong barang logam).
Pada tahun 1898 Taylor diminta oleh Pabrik Baja Bethlehem untuk memajukan perusahaan
tersebut yang mengalami kemunduran. Pertama-tama ia mempelajari pekerja-pekerja yang mengangkat besi
batangan yang harus dibawa dan diletakkan di atas gerbong kereta api.
Masing-masing besi batangan itu beratnya 92 pon (42 kg). Dan masing-masing pekerja
dapat menyelesaikan 12,5 ton sehari.
Berdasarkan atas percobaannya, sehingga sampai
pada suatu kesimpulan bahwa:
- Tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan bakatnya, maka perlu diadakan seleksi pekerja yang sesuai dengan bakatnya.
- Masing-masing pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan, maka perlu diadakan latihan agar dapat diperbaiki metode kerjanya.
- Untuk menjaga produktivitas yang baik, maka perlu diadakan pembagian waktu bekerja dan waktu istirahat.
- Produktivitas kerja akan terjamin, apabila diadakan system standar dari pada hasil, dan sistem insentif.
Seleksi dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat
kemampuan yang tinggi sesuai dengan kondisi fisiknya. Diperlukan juga syarat pekerja yang dapat berprestasi yang
semaksimal mungkin. Latihan dimaksudkan agar pekerja dapat bekerja sesuai
dengan yang telah ditentukan, antara lain menggunakan alat-alat dan
perlengkapan, agar semua gerakan (motion) dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
FW Taylor via explorepahistory.com |
Untuk menjaga keletihan fisik dari para pekerja, perlu diatur kapan mereka
harus bekerja dan kapan
mereka harus beistirahat. Kenyataan menunjukkan bahwa hasil kerja dari para pekerja yang tanpa diadakan
istirahat hasilnya akan menurun dibandingkan kalau diadakan waktu istirahat,
menunjukkan hasil yang meningkat. Agar supaya setiap pekerja dapat kelihatan
hasilnya, maka diadakan standar hasil kerja yang disebut rencana satuan hasil
kerja (piece workplan). Pekerja yang dapat memperoleh hasil yang melampaui
standar itu diberikan upah
tambahan (insentif), sedangkah yang hasilnya kurang dari standar, upahnya dipotong sebagai hukuman.
Berdasarkan atas usaha-usaha FW Taylor di atas,
maka rata-rata setiap pekerja dapat berprestasi 4 kali lipat hari hasil sebelumnya, yaitu sebelumnya
rata-rata setiap pekerja hanya dapat mengangkat 12,5 ton, kemudian dapat ditingkatkan
menjadi 47,5 ton setiap harinya.
Upah pekerja dapat dinaikkan $1,45 menjadi $1.85 setiap harinya.
Kesimpulan Teori FW Taylor
- Bahwa setiap unsur pekerjaan manusia, secara ilmiah harus dikembangkan.
- Secara ilmiah harus memilih, melatih, mendidik, dan mengembangkan para pekerja, agar sesuai dengan kemampuan/bakatnya.
- Memupuk kerjasama dalam kelompok pekerjaan masing-masing, agar secara sadar suka melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya.
- Mengadakan pembagian kerja dan tanggung jawab antara pimpinan dan para pelaksana, atau antara manajer dan para pelaksana. Berdasarkan atas konsep tersebut, maka dibedakan antara pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan, yaitu: perencanaan dilakukan oleh manajer, sedangkan pelaksana (execution) dilakukan oleh para pelaksana.
Sumber:
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya "Fungsi Manajemen"
0 comments:
Post a Comment