Secara garis besar, sejarah perkembangan manajemen
dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu: pertama manajemen dalam praktik atau manajemen sebagai suatu seni, dan
kedua manajemen sebagai ilmu pengetahuan.
Dalam artikel ini, kita
akan membahas Perkembangan Manajemen dalam Praktik (Manajemen sebagai Seni),
sedangkan Manajemen sebagai Ilmu Pengetahuan insya’Allah akan kita lanjutkan di artikel berikutnya.
Mengenai sejarah perkembangan manajemen dalam
praktik atau perkembangan
manajemen sebagai seni dapat digolongkan menjadi tiga fase (tahap). Fase-fase
tersebut adalah:
Fase
Prasejarah (0-1 M)
Pada fase ini, perkembangan manajemen dapat
dilihat di beberapa negara seperti berikut ini:
1. Mesopotamia
Pada zaman
ini prinsip-prinsip manajemen telah dilakukan, terutama dalam bidang:
pemerintahan, perdagangan, komunikasi, dan pengangkutan.
2. Babilonia
Pada zaman
ini telah pula dilaksanakan (dipraktikkan) manajemen seperti di bidang: pemerintahan, perdagangan, perhubungan,
pengangkutan, ekonomi, dan keuangan dalam memajukan kehidupan masyarakat.
3. Mesir Kuno
Di Mesir
banyak peninggalan-peninggalan seperti Pyramide dan Spinx, yang dapat
ditafsirkan bahwa di negara ini manajemen telah dilakukan dan telah berkembang
lebih maju, terutama dalam bidang pemerintahan, militer, perpajakan,
perhubungan dan pertanian.
4. Tiongkok
Kuno
Sebagai
bukti berkembangnya manajemen di Tiongkok Kuno yaitu telah dilaksanakannya
system administrasi kepegawaian yang disebut merit system.
5. Romawi Kuno
Perkembangan manajemen pada zaman Romawi Kuno terlihat dari adanya karya-karya ilmiah dari seorang filsafat Cicero, seperti buku: De
Oficii (The Office) dan De Legibus (The Law) .
Dijelaskan dalam karya
ilmiah tersebut bahwa Romawi Kuno berhasil
memerintah daerah yang luas dengan system approach dan tugas-tugas pemerintah
dibagi menjadi magistrates (departemen-departemen)
yang masing-masing dipimpin oleh seorang magistrator.
6. Yunani Kuno
Perkembangan administrasi dan manajemen terlihat dari adanya pengembangan konsep demokrasi, juga telah berhasil diciptakan parlemen yang disebut orang tua-orang tua yang bijaksana, kemudian urusan militer dan keamanan diatur oleh dewan militer.
Sumber gambar: ut.ee |
Fase Sejarah (1-1886 M)
Perkembangan manajemen pada
peiode ini, juga dapat kita lihat di berbagai negara
seperti:
1. Di Roma
Timbul Gereja Katolik Roma dengan pola
dasar struktur organisasinya.
2. Di Eropa
Muncul pakar-pakar ekonomi yang sebenamya
juga pelopor-pelopor
administrasi dan manajemen, yaitu: 1) Kaum Kameralis, yang terdapat di Jerman dan Austia, 2) Kaum Merkantili, di Inggis dan 3) Kaum Fisiokrat di
Perancis.
Ketiga kelompok ahli
tersebut adalah pelopor-pelopor manajemen ilmiah. Salah
satu pelopor tersebut adalah George Von Zincko yang selama
hidupnya telah menghasilkan 537 karya ilmiah, 175
diantaranya membahas tentang administrasi dan manajemen
pertanian.
3. Di Inggris
Timbul revolusi industri I yang
mengakibatkan semakin luasnya perkembangan administrasi dan manajemen. Di
samping itu, timbulnya perubahan-perubahan seperti:
- Perubahan filsafat kerja dari job centered menjadi human centered;
- Perubahan orientasi pekerjaan dari efektivitas menjadi efisiensi;
- Perubahan produksi dari kecil-kecilan menjadi besar-besaran dengan menggunakan mesin-mesin;
- Ditemukannya mesin uap oleh James Watt; dan
- Berhasil diciptakannya sebuah karya ilmiah yang berjudul "On the Economy of Machinary and Manufactures", oleh Charles Babbage.
4. Di Amerika Serikat
Pada tahun 1886 muncul suatu gerakan yang
disebut gerakan manajemen ilmiah (scientific
management movement) oleh Frederick Winslow Taylor. Gerakan ini menandai
dua hal yaitu:
1) Berakhirnya
status administrasi dan manajemen sebagai seni (art) menjadi seni dan ilmu pengetahuan (art dan science) dan 2) Berakhirnya
fase sejarah dalam perkembangan manajemen dan tibanya fase modern.
Fase Modern (1886-sekarang)
Fase ini dimulai dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick
Winslow Taylor di Amerika Serikat. Gerakan ini lahir pada tahun 1886. Sebagai
seorang sarjana teknik Taylor mulai mengadakan penyelidikan-penyelidikan dalam
rangka mempertinggi efisiensi perusahaan dan meningkatkan produktivitas pekerja.
Sementara itu di Perancis muncul seorang tokoh (pakar) di bidang pertambangan
yang bernama Henry Fayol.
Kedua tokoh (pakar) tersebut
walaupun di tempat yang berbeda, akan tetapi memiliki pola pikir yang hampir
sama terutama dalam meningkatkan produktivitas kerja, dengan sasaran yang
berbeda. Taylor menghendaki meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi perusahaan melalui pimpinan tingkat bawah dan kaum
buruh, sehingga lebih mengarah kepada manajemen bawah. Sedangkan Henry Fayol
melalui pimpinan tingkat atas di bidang administrasinya.
Dari pola pemikiran dan hasil-hasil penyelidikannya,
maka kedua tokoh tersebut mendapat julukan bapak manajemen ilmiah bagi FW
Taylor dan bapak administrasi modern bagi Henry Fayol. Pembicaraan lebih lanjut
(secara mendalam) mengenai kedua tokoh ini, akan dibahas tersendiri pada bab
tokoh-tokoh (pioner-pioner) manajemen.
Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya “Fungsi Manajemen”
0 comments:
Post a Comment