Menurut Umar (1995: 44) mengutip pendapat
Cropley dengan memperhatikan masukan dari berbagai pemerhati pendidikan
mengemukakan alasan dalam pendidikan seumur hidup yaitu antara lain: Keadilan,
Ekonomi (biaya pendidikan), perubahan perencanaan, perkembangan teknologi,
faktor vokasional, kebutuhan orang dewasa dan kebutuhan anak-anak masa awal.
Alasan
Keadalin
Pendidikan seumur hidup (PSH) terselenggara
secara meluas dikalangan masyarakatdapat menciptakan iklim lingkungan yang
memungkinkan terwujudnya keadilan sosial. Masyarakat luas dengan berbagai
stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan.
Menurut Umar (1995:45) mengutip pernyataan
Bowle berpendapat bahwa PSH pada prinsipnya dapat megeliminasi peranan sekolah
sebagai alat untuk melestarikan ketidak adilan sosial. Pendapat lain tentang
prinsip PSH menurut Umar (1945:45) mengutip pernyataan Cropley adalah konteks
PSH yang lebih luas yaitu dengan terlesenggaranya PSH yang lebih baik akan
membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan
internasional.
Alasan
Ekonomi
Suatu tantangan di negara berkembang dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah biaya pendidikan. Persoalan PSH dikaitkan
dengan biaya penyelenggara pendidikan, produktifitas kerja dan peningkatan GNP.
Tantangan yang dihadapi di negara berkembang adalah adanya pembangunan
infrastruktur yang dilakukan dan pemebuhan pendidikan dalam peningkatan
sumberdaya manusia.
Menurut Corpley dalam Umar (1995:45) menyatakan
bahwa dalam permasalahan ekonomi PSH yang secara radikal mendasarkan diri pada
konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan
pendidikan yang lebih longgar dan lebih luas. Dalam menangapi permsalahan
ekonomi para pendukung PSH menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh ketika
menggunakan pendidikan seumur hidup adalah peningkatan kualitas hidup, kemaknaan
diri (self fullfilment), melepaskan
dari belengg kebodohan, kemiskinan dan eksploitasi, kalaupun bukan peningkatan
produksi kerja dan GNP.
Alasan Perkembangan
IPTEK
Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
diragukan lagi dalam pengaruh terhadap dunia pertanian, industri, transportasi,
komunikasi dan pendidikan itu sendiri. Banyak sekali inovais yang dilakukan
dalam pendidikan meliputi pendekatan baru dan perubahan orientasi didalam
proses belajar mengajar, konsep pengembangan tingkah laku, perubahan peran guru
dan siswa, munculnya berbagai tenaga pendidikan nonguru, pendaya gunaan sumber
belajar yang semakin bervariasi dan lain-lain.
Alasan
Sifat Pekerjaan
Dalam meningkatkan potensi sumberdaya manusia
harus memenuhi beberapa persyaratan-persyaratan baru yaitu kemauan selalu
meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta ketrampilan secara terus menerus.
Sistem pendidikan yang tidak mampu menyajikan bekal kerja tersebut akan
mengalami keusangan, adapun ketika penyelanggara pendidikan tidak memberikan
bekal maka lulusan sendiri harus memiliki dasar pengembangan diri.
Alasan
Faktor Sosial
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dinegara berkembang memiliki dampak yang besar terhadap perubahan-perubahan
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Dalam hal ini dapat dicontohkan perubahan
tersebut seperti corak pekerjaan, status dan peran edolesen versus kelompok
dewasa, hubungan sosial pekerja dengan atasanya, khususnya tambahan
bertambahanya usia harapan hidup dan meurunya jumlah kematian bayi, dan
berubahnya sistem dan peranan lembaga pendidikan.
Fungsi pendidikan seharusnya diperankan oleh
keluarga, dan fungsi lainya seperti ekonomi, rekreasi dan lain-lain, lebih
banyak diambil alih oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi diluar
lingkungan keluarga, khususnya oleh sekolah.
Ketidaksingkronan berikutnya adalah usia,
batasan usia yang diberlakukan dari dulu sampai sekarang adalah ketika anak
muda dilarang masuk dalam kehidupan orang dewasa, sehingga pendapat dan kosep
yang diterapkan seringkali dibantah oleh beberapa kalangan. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi banyak hal yang dulunya hak istimewa kelompok dewasa, seperti hak
untuk membuat keputusan atas sesuatu yang menjadi pilihan anak, telah beralih
menjadi kelompok anak dan remaja sendiri.
Ketidaksinkronan konsep pendidikan
lingkunga keluarga dengan pendidikan
sekolah tersebut menimbulkan kesenjangan. Kesenjangan tersebut dapat diatasi
melalui penyelenggara pendidikan sepanjanng hidup (PSH) yang sifatnya menembus
batas-batas kelembagaan.
0 comments:
Post a Comment