Menurut Uno (2008), indikator
motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya Hasrat dan Keinginan Berhasil
Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil
dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperolah
kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan prilaku
manusia, sesuatu yang berasal dari ‘’dalam’’ diri manusia yang bersangkutan.
Motif berprestasi adalah motif yang
dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui
proses belajar. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha
menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya.
Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri,
melainkan upaya pribadi.
2. Adanya Dorongan dan Kebutuhan Dalam Belajar
Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh motif
berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu
menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi
tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada
ketakutan akan kegagalan itu.
Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau
tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari
dosennya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum oleh orang tua. Dari
keterangan diatas tampak bahwa ‘’keberhasilan’’ anak didik tersebut disebabkan
oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya.
3. Adanya Harapan dan Cita-cita Masa Depan
Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan
mereka tantang gambaran hasil tindakan mereka contohnya orang yang menginginkan
kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap
kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
Sumber Gambar: madania.net |
4. Adanya Penghargaan Dalam Belajar
Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap
prilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling
mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil
belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti ‘’bagus’’, ‘’hebat’’ dan lain-lain
disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga
mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa
dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan
pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang
banyak.
5. Adanya Kegiatan yang Menarik Dalam Belajar
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat
menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi
bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai.
Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat
dan sebagainya.
6. Adanya Lingkungan Belajar yang Kondusif
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan
individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk
melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan,
diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain
melalui pengaruh lingkungan Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor
pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh
bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua aspek yang
menjadi indikator pendorong motivasi belajar siswa, yaitu (1) dorongan internal:
adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, faktor fisiologis dan (2) dorongan eksternal: adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Sumber Bacaan:
Uno, Hamzah, B. 2008. Teori
Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
thanks..
ReplyDelete