Biaya
Menurut
Mankiw (2012) “the cost of something is
what you give up to get it” (biaya merupakan apa yang dikorbankan untuk
memperoleh sesuatu). Untuk mendapatkan sesuatu yang kita butuhkan dan inginkan
terkadang kita harus mengorbankan sesuatu, biasanya berupa uang untuk membeli
sesuatu tersebut.
Mungkin,
bagi sebagian besar orang “biaya” selalu berupa uang, padahal biaya tidak
selalu berupa uang. Contoh:
- Fajar membeli shampo dengan uang Rp5000,00 (dalam kasus ini, biaya memang berbentuk uang Rp5000,00).
- Untuk mendapatkan 1kg buah apel, Ibu Ani harus rela mengeluarkan 2kg beras (dalam kasus ini, biayanya adalah 2kg beras, dan buka berupa uang).
Sampai
di sini pasti sudah jelas ya? bahwa biaya adalah “apa yang dikorbankan untuk
mendapatkan sesuatu” uang merupakan salah satu bentuk biaya, tetapi biaya tidak
selalu berbentuk uang.
Biaya
Peluang/Kesempatan (Opportunity Cost)
Kita
ulangi sekali lagi bahwa biaya adalah “apa yang dikorbankan untuk mendapatkan
sesuatu”. Lalu, apa yang dimaksud dengan biaya peluang/kesempatan (opportunity
cost)??
Yap,
biaya peluang/kesempatan (opportunity
cost) adalah peluang/kesempatan yang dikorbankan untuk mendapatkan
peluang/kesempatan yang lain.
Contoh
(1):
Misalkan
seseorang memiliki uang Rp.10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki
kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah Iphone. Jika ia memilih
untuk membeli Iphone, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan
Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia
akan kehilangan kesempatan untuk menonton Iphone.
"Kesempatan
yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang/kesempatan (opportunity cost).
Jika
saya setelah lulus SMA dan beruntung masuk ke perguruan tinggi, maka saya
mungkin menghitung biaya kuliah (seperti biaya semesteran, kos, buku pelajaran,
praktikum, penelitian, dan lainnya) selama satu semester sebesar Rp
9.000.000,00.
Apakah
hal ini berarti bahwa jumlah Rp9.000.000,00 itulah yang merupakan biaya peluang
untuk kuliah di perguruan tinggi???
Jawabannya
adalah “TIDAK”, uang Rp9.000.000,00 adalah “BIAYA” bukan “BIAYA KESEMPATAN”.
Lalu
biaya peluangnya yang mana??
Jika
setelah lulus SMA saya tidak kuliah, tetapi bekerja di sebuah perusahaan dan selama
6 bulan (1 semester) saya mendapatkan gaji sebesar Rp10.000.000,00. Dengan kata
lain, karena saya kuliah berarti saya kehilangan peluang/kesempatan untuk mendapatkan
gaji Rp10.000.000,00 tiap semester.
Biaya
peluang dihitung dari kesempatan yang hilang, dalam kasus ini adalah gaji
sebesar Rp10.000.000,00 selama satu semester.
Referensi:
Mankiw,
N. Gregory. 2012. Principles of
Microeconomics: 6th Edition. (E-Book).
South-Western Cengage Learning.