Seseorang
yang menduduki jabatan pemimpin memainkan peran yang sangat penting, tidak
hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan akan tetapi juga dalam
menghadapi berbagai pihak di luar organisasi.
Menurut
Rivai (2004) peran kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan
oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin. Menurut Covey dalam
Rivai (2004) peran kepemimpinan tersebut terdiri dari:
1. Path
Finding (pencarian alur)
Peran
untuk menentukan visi dan misi yang pasti.
2. Aknisif (penyelaras)
Peran
untuk memastikan bahwa struktur, sistem dan prosesoperasional organisasi
memberikan dukungan pada pencapaian visidan misi.
3. Empowering (pemberdaya)
Peran
untuk menggerakkan semangat dalam diri orang-orang dalam mengungkapkan bakat,
kecerdikan, dan kreativitas laten untuk mampu menciptakan, mengerjakan apapun
dan konsisten dengan prinsip-prinsip
yang disepakati.
Sedangkan
Siagian (2002) mengkategorisasikan peranan pemimpin dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Peranan
yang Bersifat Interpersonal
Salah
satu tuntutan yang harus dipenuhi seorang pimpinan adalah ketrampilan insani (human skills). Peran
“interpersonal” ini terdiri dari tiga bentuk: Pertama, selaku simbol keberadaan organisasi yang dimainkan
dalam berbagai kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial. Kedua, selaku pimpinan yang
bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada para bawahan. Ketiga, peran selaku penghubung
dimana seorang pimpinan harus dapat menciptakan jaringan yang luas dengan
memberikan perhatian khusus kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi
organisasi dan juga berbagai pihak yang memiliki informasi yang diperlukan oleh
organisasi.
2. Peranan
yang Bersifat Informasional
Kegiatan
organisasi dapat terlaksana dengan efisien dan efektif tanpa dukungan informasi
yang mutakhir, lengkap dan dapat dipercaya karena diolah dengan baik. Peran
tersebut terdiri tiga bentuk, yaitu: Pertama,
seorang pimpinan merupakan pemantau arus informasi yang terjadi dari dan ke
dalam organisasi. Kedua, peran
sebagai pembagi informasi. Informasi yang diperoleh seorang pimpinan selain
berguna dalam fungsi kepemimpinannya juga harus disalurkan kepada pihak lain
dalam organisasi. Ketiga, peran
selaku juru bicara organisasi. Peran ini menyangkut kemampuan menyalurkan
informasi secara tepat kepada berbagai pihak di luar organisasi, terutama
menyangkut informasi tentang rencana, kebijaksanaan, tindakan, dan hasil yang
telah dicapai oleh organisasi.
3. Peran
Pengambilan Keputusan
Peranan
ini mengambil empat bentuk:
a. Selaku
entrepreneur
Peran
ini dimainkan melalui pertemuan-pertemuan yang dimaksudkan untuk merumuskan dan
menetapkan strategi yang bermuara pada dirancang dan dimulainya proyek untuk
mewujudkannya.
b. Peredam
gangguan.
Peran
ini antara lain berarti kesediaan memikul tanggung jawab untuk mengambil
tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius yang apabila
tidak ditangani akan berdampak negatif kepada organisasi.
c. Pembagi
sumber dana dan daya
Peran
ini tampak ketika pimpinan dengan kekuasaan atau kewenangannya mengalokasikan
dana dan daya. Termasuk diantaranya wewenang untuk menempatkan orang pada
posisi tertentu, wewenang : mempromosikan orang, menurunkan pangkat seseorang
dari jabatannya, mengenakan sanksi, dan wewenang mengalokasikan dana termasuk
waktu.
d. Perunding
bagi organisasi
Pimpinan
berperan selaku perunding untuk organisasi dalam berinteraksi dengan berbagai
pihak di luar organisasi.
Dari
berbagai peran kepemimpinan di atas menunjukkan implikasi bahwa seseorang yang
mendapat kepercayaan untuk menduduki jabatan pimpinan dituntut memiliki
kemampuan mengenali faktor-faktor yang mendukung keberhasilan organisasi,
hambatan-hambatan, peluang dan ancaman yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya. Kemampuan tersebut akan memungkin seorang pemimpin untuk memainkan dengan
baik dan bertanggung jawab.
0 comments:
Post a Comment