Latar
Belakang
Dalam
menghadapi era persaingan global, pemerintah harus mampu menyiapkan SDM yang
berkualias dan handal. Menurut mantan Menko Kesra dan Taskin, Haryono Suyono,
menyiapkan SDM yang berkualitas dan handal bisa dilakukan melalui pelatihan
keterampilan dan wirausaha. Wirausaha dirasa sangat penting untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Hal
ini sejalan dengan perkataan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko
Perekonomian) Hatta Rajasa, bahwa “wirausaha adalah kunci bagi Indonesia untuk
memajukan perekonomian”. Dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha tersebut,
salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan kewirausahaan kepada
peserta didik pada semua jenjang pendidikan.
Pendidikan
kewirausahaan sebenarnya sudah cukup lama diperhatikan. Sejumlah perguruan
tinggi telah membentuk dan menerapkan kuliah kewirausahaan sejak beberapa tahun
silam. Sejumlah sekolah menengah juga melakukan hal yang sama. Tetapi,
kelahiran wirausaha di Indonesia dirasakan masih jauh dari harapan.
Menurut
Kemendiknas (2010) pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang
memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun
masyarakat sendiri. Strategi pembelajaran kewirausahaan di Indonesia belum bisa
memungkinkan lahirnya wirausaha baru sesuai harapan. Penyebabnya, karena
strategi pembelajaran Indonesia masih sangat condong pada pembelajaran yang
berpusat pada guru.
Pembelajaran
yang berpusat pada guru adalah sistem pembelajaran yang menjadikan guru sebagai
pusat dan sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh, di mana peserta
didik diposisikan sebagai gelas kosong yang hanya dapat diisi oleh sang guru.
Pada sistem ini, hampir tidak mungkin dapat terlahir peserta didik yang
memiliki kreativitas tinggi, sebab mereka sepenuhnya tergantung kepada guru.
Itulah sebabnya, tak mengherankan jika spektrum pikir peserta didik sepenuhnya
merupakan pantulan dari pengajaran satu arah yang diterima di sekolah.
Sistem
pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diubah, khususnya terkait
dengan mata diklat pendidikan kewirausahaan agar kedepannya bisa menciptakan
wirausaha-wirausaha yang handal. Apabila pemerintah Indonesia tidak mampu
membentuk wirausaha-wirausaha baru yang handal maka diperkirakan akan semakin
banyak jumlah pengangguran di Indonesia, dan hal ini tentu akan berimbas pada
penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Maka
dari itu dirasa sangat penting untuk mengembangkan Kurikulum Pendidikan
Kewirausahaan agar mampu mencetak wirausaha-wirausaha baru yang handal. Hal ini
tentu saja tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata, atau guru semata
namun manjadi tanggung jawab bagi semua pihak yang terkait di dalamnya termasuk
juga stakeholder/masyarakat.
Perumusan
Masalah
- Bagaimana tentang kurikulum kewirausahaan yang mampu membentuk wirausaha-wirausaha baru bagi generasi muda dan atau bagi para lulusan, baik SMA/MA/SMK/MAK/SMP/MTS?
- Bagaimana tindak lanjut yang harus dilakukan agar semua pihak terkait termasuk masyarakat/stakeholder memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan kewirausahaan yang mampu menjadikan jiwa kewirausahaan tinggi bagi generasi muda?
Tujuan
Penulisan
- Untuk mendeskripsikan kurikulum kewirausahaan yang mampu membentuk wirausaha-wirausaha baru bagi generasi muda dan atau bagi para lulusan, baik SMA/MA/SMK/MAK/SMP/MTS.
- Untuk mendeskripsikan tindak lanjut yang harus dilakukan agar semua pihak terkait termasuk masyarakat/stakeholder memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan kewirausahaan yang mampu menjadikan jiwa kewirausahaan tinggi bagi generasi muda.
Artikel
lengkap bisa anda request ke iro.maruto@gmail.com
0 comments:
Post a Comment