Pada umunya Fungsi Kepemimpinan adalah mengusahakan agar kelompok yang
dipimpinnya dapat mewujudkan tujuan dengan baik melalui kerjasama yang produktif
dalam segala situasi. Menurut Sondang S. P. Siagian (1999) fungsi-fungsi
kepemimpinan meliputi:
1. Pimpinan
Sebagai Penentu Arah
Setiap
organisasi dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu. Arah yang
hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga
mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia.
Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut adalah pimpinan dalam
organisasi tersebut.
2. Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara
Organisasi
Kebijaksanaan
dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada pihak luar agar pihak tersebut
mempunyai pengetahuan yang tepat tentang kehidupan organisasi yang
bersangkutan, dan yang paling bertanggung jawab sebagai wakil dan juru bicara
organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak tersebut adalah pimpinan organisasi.
Pimpinan perlu mengetahui keputusan lain yang telah dibuat oleh pimpinan yang
lebih rendah. Serta pengetahuan tentang berbagai kegiatan yang berlangsung
dalam organisasi sebagai pelaksanaan dari berbagai keputusan yang telah
diambil.
3. Pimpinan Sebagai Komunikator yang
Efektif
Pemeliharaan
hubungan baik ke luar maupun ke dalam dilakukan melalui proses komunikasi.
Interaksi yang terjadi antara sesama anggota dalam suatu organisasi
dimungkinkan karena komunikasi yang efektif. Komunikasi sangat diperlukan
pimpinan dalam menyampaikan suatu keputusan dalam rangka pengendalian dan pengawasan,
pengerahan bawahan dan menyampaikan informasi kepada pihak lain.
4. Pimpinan
Sebagai Mediator
Dalam
kehidupan organisasional, selalu ada saja situasi konflik yang harus diatasi,
baik dalam hubungan ke luar maupun dalam hubungan ke dalam organisasi. Fungsi
pimpinan sebagai mediator dalam hal ini difokuskan pada penyelesaian situasi
konflik yang mungkin timbul dalam organisasi. Timbulnya situasi konflik dalam
organisasi merupakan tantangan yang harus dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinya
secara rasional, objektif, efektif dan tuntas, dituntut kemampuannya berperan
sebagai seorang mediator yang handal.
5. Pimpinan
Sebagai Integrator
Adanya
pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga, serta diperlukannya
spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dan
tindakan yang berkotak-kotak. Oleh karena itu diperlukan integrator terutama
pada hirarki puncak, yaitu pimpinan. Hanya pimpinanlah yang berada “di atas
semua orang dan semua satuan kerja yang memungkinkannya menjalankan peranan
integratif yang didasarkan pada pendekatan yang holistik.
Berdasarkan
pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa keefektivan kepemimpinan
dapat disoroti dari segi penyelenggaraan fungsi-fungsi kepemimpinan yang
bersifat hakiki, yaitu sebagai penentu arah yang hendak ditempuh melalui proses
pengambilan keputusan, sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam usaha
pemeliharaan hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar
organisasi, sebagai komunikator yang efektif, sebagai mediator yang rasional,
objektif dan netral serta sebagai integrator. Dengan fungsi-fungsi kepemimpinan
tersebut, seorang pimpinan dapat menggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi
bawahannya.
Referensi:
Sondang
P. Siagian. 1999. Teori dan Praktek
Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber gambar dari leadership-toolbox.com
0 comments:
Post a Comment