Tuesday, July 15, 2014

Intensi (Niat) Berwirausaha

By
Intensi (Niat) Berwirausaha merupakan kebulatan tekad seseorang untuk menjadi seorang wirausaha atau untuk berwirausaha. Tubbs & Ekeberg (1991) menyatakan bahwa niat berwirausaha adalah representasi dari tindakan yang direncanakan untuk melakukan perilaku kewirausahaan. Sebelum seseorang memulai suatu usaha (berwirausaha) dibutuhkan suatu komitmen yang kuat untuk mengawalinya.

Reynolds & Miller dalam Lo Choi Tung (2011: 34)
understood entrepreneurial intention as the personal commitment of the potential entrepreneur to start up” (niat kewirausahaan dipahami sebagai komitmen pribadi dari calon wirausaha untuk memulai bisnis baru).

Menurut Lo Choi Tung (2011: 34)
entrepreneurship intention is a cognitive representation of actions for exploiting a business opportunity by applying entrepreneurial learning (knowledge and skills)” (niat berwirausaha merupakan representasi kognitif untuk mengeksploitasi peluang bisnis dengan menerapkan pembelajaran kewirausahaan (pengetahuan dan keterampilan).

Niat berwirausaha menjembatani antara sikap seseorang terhadap kewirausahaan dengan perilaku kewirausahaannya, sehingga niat berwirausaha merupakan variabel tepat untuk memprediksi perilaku kewirausahaannya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penelitian tentang kewirausahaan maupun pendidikan kewirausahaan yang menggunakan variabel niat berwirausaha.

Para peneliti telah menegaskan bahwa niat berwirausaha sangat efektif untuk memprediksi perilaku kewirausahaan dan sikap terhadap kewirausahaan (Ajzen dalam Lo Choi Tung, 2011).
Thompson dalam Michael Lorz (2011: 23) mengatakan
entrepreneurial intent is substantially more than merely a proxy for entrepreneurship - it is a legitimate and useful construct in its own right that can be used as not just a dependent, but as an independent and a control variable” (Niat kewirausahaan secara substansial lebih dari sekedar proxy untuk kewirausahaan. Niat kewirausahaan dapat berperan sebagai variabel terikat, bebas maupun variabel kontrol).

Michael Lorz (2011) menggunakan variabel niat berwirausaha karena merupakan variabel yang sangat valid dan mampu menunjukkan dampak dari pendidikan kewirausahaan. Hasil penelitian Saeid Karimi, Harm J.A. Biemans, Thomas Lans, Martin Mulder, dan Mohammad Chizari (2012) menunjukkan bahwa Teori Planned Behavior (TPB) dapat digunakan untuk menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisa bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat kewirausahaan siswa.

Krueger, Reilly & Carsrud (2000) mengatakan bahwa intentions are the single best predictor of any planned behavior, including entrepreneurship (niat adalah prediktor terbaik dari setiap perilaku yang direncanakan, termasuk kewirausahaan).

Berdasarkan uraian di atas, niat berwirausaha diartikan sebagai kebulatan tekad seseorang untuk memulai berwirausaha. Niat berwirausaha merupakan faktor penting untuk menumbuhkan perilaku kewirausahaan, sehingga dalam pembelajaran kewirausahaan, sangat penting untuk meningkatkan niat berwirausaha siswa.

Sumber:
Budi Wahyono. 2013. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Niat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Pedan Tahun 2013. Tesis. PPs UNS.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment