Intensi (Niat) Berwirausaha
merupakan kebulatan tekad seseorang untuk menjadi seorang wirausaha atau untuk
berwirausaha. Tubbs & Ekeberg (1991) menyatakan bahwa niat berwirausaha
adalah representasi dari tindakan yang direncanakan untuk melakukan perilaku
kewirausahaan. Sebelum seseorang memulai suatu usaha (berwirausaha) dibutuhkan
suatu komitmen yang kuat untuk mengawalinya.
Reynolds &
Miller dalam Lo Choi Tung (2011: 34)
“understood entrepreneurial intention as the personal commitment of the potential entrepreneur to start up” (niat kewirausahaan dipahami sebagai komitmen pribadi dari calon wirausaha untuk memulai bisnis baru).
Menurut Lo Choi
Tung (2011: 34)
“entrepreneurship intention is a cognitive representation of actions for exploiting a business opportunity by applying entrepreneurial learning (knowledge and skills)” (niat berwirausaha merupakan representasi kognitif untuk mengeksploitasi peluang bisnis dengan menerapkan pembelajaran kewirausahaan (pengetahuan dan keterampilan).
Niat
berwirausaha menjembatani antara sikap seseorang terhadap kewirausahaan dengan
perilaku kewirausahaannya, sehingga niat berwirausaha merupakan variabel tepat
untuk memprediksi perilaku kewirausahaannya. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya penelitian tentang kewirausahaan maupun pendidikan kewirausahaan yang
menggunakan variabel niat berwirausaha.
Para peneliti
telah menegaskan bahwa niat berwirausaha sangat efektif untuk memprediksi
perilaku kewirausahaan dan sikap terhadap kewirausahaan (Ajzen dalam Lo Choi
Tung, 2011).
Thompson dalam
Michael Lorz (2011: 23) mengatakan
“entrepreneurial intent is substantially more than merely a proxy for entrepreneurship - it is a legitimate and useful construct in its own right that can be used as not just a dependent, but as an independent and a control variable” (Niat kewirausahaan secara substansial lebih dari sekedar proxy untuk kewirausahaan. Niat kewirausahaan dapat berperan sebagai variabel terikat, bebas maupun variabel kontrol).
Michael Lorz
(2011) menggunakan variabel niat berwirausaha karena merupakan variabel yang
sangat valid dan mampu menunjukkan dampak dari pendidikan kewirausahaan. Hasil
penelitian Saeid Karimi, Harm J.A. Biemans, Thomas Lans, Martin Mulder, dan
Mohammad Chizari (2012) menunjukkan bahwa Teori Planned Behavior (TPB) dapat
digunakan untuk menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisa
bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat kewirausahaan siswa.
Krueger, Reilly
& Carsrud (2000) mengatakan bahwa intentions are the single best predictor
of any planned behavior, including entrepreneurship (niat adalah prediktor
terbaik dari setiap perilaku yang direncanakan, termasuk kewirausahaan).
Berdasarkan
uraian di atas, niat berwirausaha diartikan sebagai kebulatan tekad seseorang
untuk memulai berwirausaha. Niat berwirausaha merupakan faktor penting untuk
menumbuhkan perilaku kewirausahaan, sehingga dalam pembelajaran kewirausahaan,
sangat penting untuk meningkatkan niat berwirausaha siswa.
Sumber:
Budi Wahyono.
2013. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Niat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Pedan Tahun 2013. Tesis. PPs
UNS.
0 comments:
Post a Comment