Sumber daya manusia memegang peranan paling penting dalam menentuan
kemajuan sebuah organisasi, termasuk bangsa dan negara. Suatu bangsa menjadi
maju bukan disebabkan karena dimilikinya kekayaan alam berlimpah, melainkan
karena sumber daya manusianya yang handal dan mampu membangun karakter
masyarakatnya agar memiliki soft skills
yang tinggi.
Saat ini semakin disadari pentingnya soft skills dalam mencapai keberhasilan baik bagi diri pribadi, organisasi,
perusahaan, maupun bangsa dan negara. Istilah soft skills adalah istilah sosiologis
yang berkaitan dengan EQ (Emotional
Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial,
komunikasi, bahasa, kebiasan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi
ciri hubungan dengan orang lain.
Secara umum soft skills diartikan sebagai kemampuan
di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra
dan interpersonal (Prastiwi, 2011: 3).
Para ahli
memberikan definisi soft skills
dengan sangat beragam. Menurut Berthal (dalam Muqowim, 2012: 5), soft skills diartikan sebagai perilaku
personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja
manusia. Sedangkan menurut Putra
dan Pratiwi (2005: 5) soft skills
adalah kemampuan-kemampuan tak terlihat yang diperlukan untuk sukses, misalnya
kemampuan berkomunikasi, kejujuran/integritas dan lain-lain.
Elfindri, dkk
(2011: 10) mendefinisikan soft skills
sebagai keterampilan hidup yang sangat menentukan keberhasilan seseorang, yang
wujudnya antara lain berupa kerja keras, eksekutor, jujur, visioner, dan
disiplin. Lebih lanjut Elfindri menjelaskan bahwa soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup
yang harus dimiliki baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta berhubungan
dengan Sang Pencipta. Soft skills sangat diperlukan untuk
kecakapan hidup seseorang.
Soft skills membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat.
Dengan soft skills seseorang akan
memiliki keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan
berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun, dan
keterampilan spiritual (Elfindri, 2010: 67).
Berdasarkan
paparan Elfidri di atas, terlihat betapa pentingnya soft skills bagi setiap orang. Pentingnya soft skills juga ditekankan oleh Giblin dan Sailah (dalam Sucipta:
2009: 1) yang menyatakan bahwa soft
skills merupakan kunci menuju hidup yang lebih baik, sahabat lebih banyak,
sukses lebih besar, dan kebahagiaan yang lebih luas.
Pernyataan yang
sama juga dikemukakan oleh Kaipa dan Milus (2005: 3-6) bahwa soft skills adalah kunci untuk meraih
kesuksesan, termasuk di dalamnya kepemimpinan, pengambilan keputusan,
penyelesaian konflik, komunikasi, kreativitas, kemampuan presentasi, kerendahan
hati dan kepercayaan diri, kecerdasan emosional, integritas, komitmen, dan kerjasama.
Soft
skills berkontribusi pada berbagai bidang kehidupan,
meliputi kepemimpinan, pengelolaan aktivitas, pengelolaan sumber daya dan
pengelolaan informasi, sebagaimana diuraikan Kaipa dan Milus dalam tabel 1 berikut
ini:
Sumber: Kaipa
& Milus, 2005 dalam Soft Skills are
Smart Skills,
halaman 3
Berdasarkan pendapat
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa soft
skills merupakan kemampuan yang ada pada diri seseorang yang tidak dapat
dilihat dengan kasat mata jika tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan-kemampuan
ini hanya dapat dilihat jika orang tersebut mau menerapkannya dalam
kehidupannya.
Kemampuan-kemampuan
yang dimaksud bukan kemampuan akademis yang tinggi, tetapi kemampuan interaksi
sosial yang baik, kemampuan untuk bergaul, mampu berbicara di depan umum, dan
lain-lain. Soft skills merupakan
jenis keterampilan yang lebih banyak terkait dengan sensitivitas perasaan
seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Karena itu dampak yang diakibatkan
lebih abstrak namun tetap bisa dirasakan seperti perilaku sopan, disiplin,
keteguhan hati, kemampuan untuk dapat bekerjasama, membantu orang lain, dan
sebagainya.
Dengan memiliki soft skills, setiap individu akan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan tanggap terhadap kondisi dan
situasi sekitarnya sehingga dapat berfikir, berucap dan bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat dimana seseorang hidup dan juga di lingkungan
kerjanya.
Referensi:
- Elfindri, et al. 2010. Soft Skills untuk Pendidik. t.k.: Baduose Media.
- Muqowim. 2012. Pengembangan Soft Skills Guru. Yogyakarta: Pedagogia.
- Kaipa, P & Milus, T. 2005. Soft Skills are Smart Skills. http://www.kaipagroup.com.
- Prastiwi, W. Y. 2011. Pengembangan Soft Skill, Hard Skill dan Life Skill Peserta Didik Dalam Menghadapi Era Globalisasi. http://www.infodikdas.com/.
- Putra, I. S. & Pratiwi, A. 2005. Sukses Dengan Soft Skills. Bandung: Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung.
- Sucipta, I. N. 2009. Holistik Soft Skills. Denpasar: Udayana University Press.
0 comments:
Post a Comment