Pelaksanaan
kegiatan di unit produksi merupakan salah satu aktivitas belajar dalam menghadapi
situasi yang sesungguhnya di industri yaitu mulai dari mencari dan menerima
pesanan hingga sampai memasarkan produk atau jasa.
Proses
belajar mengajar di sekolah kejuruan untuk menghasilkan lulusan berkualitas
diperlukan kondisi lingkungan belajar yang sesuai dengan konteks dan budaya
industri.
Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar yang dilakukan siswa di unit produksi sekolah harus disesuaikan dengan kondisi DU/DI (Dunia Usaha & Dunia Industri) yang nantinya akan ditempati oleh siswa tersebut.
Dengan demikian pada akhirnya nanti siswa akan siap untuk terjun ke dalam dunia industri dengan pengalaman kerja yang up to date dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh industri tersebut.
Dengan demikian pada akhirnya nanti siswa akan siap untuk terjun ke dalam dunia industri dengan pengalaman kerja yang up to date dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh industri tersebut.
Kegiatan
belajar mengajar yang demikian menempatkan siswa, guru, sarana dan prasarana
belajar menjadi satu kesatuan dalam bentuk kemampuan kognitif, psikomotorik
(keterampilan) dan afektif.
1. Kemampuan
kognitif siswa terbentuk dari pengembangan teori yang sudah diterima
sebelumnya.
2. Kemampuan psikomotorik meningkat dan
terarah, karena siswa melakukan pekerjaan secara langsung.
3. Sedangkan
kemampuan afektif meningkat karena siswa belajar menghadapi lingkungan dan
organisasi kerja seperti di industri yaitu dalam interaksi sesama teman
sekerja, pimpinan kerja dan lingkungan kerja.