Negara Maju vs Negara Berkembang, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang negara
maju dan berkembang, tetapi kami membatasi pembahasan ini pada topik
Kewirausahaan.
Ada satu hal yang
perlu diperhatikan ketika membahas tentang kewirausahaan di negara maju dan
berkembang. Hal tersebut terkait dengan jumlah wirausaha pada masing-masing
negara. Suatu negara bisa dikatakan Negara Maju apabila jumlah wirausahanya
minimal 2% dari jumlah penduduknya.
Beberapa realita
yang perlu disimak adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Wirausaha di Indonesia
Data Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan jumlah wirausahawan Indonesia
hanya 1,9 persen dari 250 juta penduduk (Pratama, 2013). Data tersebut masih
belum mencapai batas minimal yang diperlukan suatu negara agar bisa menjadi
negara maju.
Apabila
dibandingkan dengan Negara Maju seperti Singapura, jumlah 1,9% tersebut tergolong
angka yang sangat kecil. Jumlah wirausaha di Singapura mampu mencapai angka 7%
dari jumlah penduduknya. Tentu saja, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan Indonesia.
2. Rendahnya Niat Berwirausaha
Niat
berwirausaha merupakan kebulatan tekad seseorang untuk menjadi seorang
wirausaha atau untuk berwirausaha (Wahyono, 2013). Mengapa niat berwirausaha
masyarakat Indonesia rendah???
Faktor penting
yang menyebabkan rendahnya niat berwirausaha masyarakat Indonesia adalah karena
mindset sebagian besar masyarakat bahwa wirausaha hanya sekedar menjual barang.
Padahal, wirausaha tidak hanya sekedar menjual barang.
Selain itu,
budaya priyayi masih begitu kental mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Hal
ini diindikasikan dari kenyataan bahwa “mayoritas penduduk Indonesia (khususnya
pelajar) ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)”. Padahal jumlah PNS di
Indonesia sudah sangat banyak, belum lagi ditambah jumlah tenaga honorernya.
Hal ini menyebabkan persaingan untuk menjadi PNS sangat ketat, sehingga sudah
menjadi rahasia umum kalau ingin jadi PNS harus menyiapkan uang suap yang besar
(baca: ratusan juta rupiah).
Apabila
dibandingkan dengan realita di Negara Maju seperti Amerika Serikat, hal
tersebut sangat bertolak belakang. Polling
yang dilakukan lembaga nirlaba Partnership
for Public Service (PPS) menemukan ‘hanya’ enam persen sarjana Amerika
Serikat, atau sekira 2.100 orang, yang mau bekerja di sektor pemerintahan (Meinita,
2012). Fakta lain, pada 1990-an saja, diketahui bahwa 60 persen siswa SMA di
Amerika ingin menjadi pengusaha.
Kedua realita
tersebut harus segera diatasi, karena akan berpengaruh terhadap kemajuan bangsa
Indonesia yang sampai saat ini masih tergolong ke dalam Negara Berkembang.
Sumber:
Meinita. 2012. Hanya 6 % Mahasiswa AS Mau Jadi PNS. http://kampus.okezone.com.
Pratama. 2013. Jumlah Wirausahawan Hanya 1,9 Persen di
Indonesia. http://www.tribunnews.com.
Wahyono. 2013. Niat Berwirausaha. http://www.pkwu.web.id.
0 comments:
Post a Comment