Menurut
Robert E. Slavin (2008: 143) STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan
bagi para guru menggunakan pendekatan kooperatif.
STAD
terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor
kemajuan individual, dan rekognisi tim.
Presentasi
Kelas
Materi dalam STAD pertama-tama
diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pembelajaran
langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa
juga memasukkan presentasi audiovisual.
Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran
biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada
unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus
benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan
demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis
mereka menentukan skor tim mereka.
Tim
Tim
terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari
tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan
lebih khususnya
lagi, adalah untuk
mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.
Setelah
guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan
atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan
pembahasan permasalah bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap
kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
Tim adalah fitur yang paling
dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim
melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu tiap anggotanya.
Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi
kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan
perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan
seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap
siswa-siswa mainstream.
Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode
setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual.
Para siswa tidak diperbolehkan untuk
saling membantu dalam mengerjakan kuis. Jadi, tiap siswa
bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual
adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan
memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
Tiap siswa dapat memberikan kontribusi
poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa
yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik.
Tiap siswa diberikan skor ”awal” yang
diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan
kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka
berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal
mereka.
Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau
bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria
tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen
dari peringkat mereka.
Dalam STAD, siswa dibagi dalam tim belajar yang
terdiri atas empat anggota yang merupakan campuran dari berbagai level
akademis, jenis kelamin, dan etnis (Robert E. Slavin, 2008: 285).
0 comments:
Post a Comment