Pengertian Gaya Belajar
Dunn & Dunn
(1993) cit. Bostrom (2011)
menyatakan bahwa Learning style is
defined as “… the ways in which individuals begin to concentrateon, process,
internalize, and retain new and difficult information or skills.”
Gaya belajar
didefinisikan sebagai "... cara di mana individu mulai
berkonsentrasi, proses, internalisasi, dan menyimpan informasi baru dan sulit atau
keterampilan.
Ciri
Gaya Belajar
Gaya belajar memiliki ciri/karakteristik
tersendiri sesuai dengan jenisnya. Guru diharapkan mengetahui karakteristik beberapa gaya
belajar tersebut.
Uno (2008) menyatakan bahwa ada beberapa
karakteristik gaya belajar visual (visual
learness), gaya belajar auditori (auditory
learness) dan gaya belajar tactual
learness.
Adapun karakteristik/ciri gaya belajar
tersebut adalah:
1. Gaya belajar visual (visual learness)
Gaya belajar visual adalah gaya belajar
dimana dalam proses pembelajaran siswa harus mengetahui lebih dahulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya.
2. belajar auditori (auditory
learness)
Gaya belajar auditori adalah gaya
belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya. Karakteristik gaya belajar ini menempatkan pendengaran sebagai
alat utama menyerap materi pelajaran.
3. Gaya belajar kinestetik (kinestetik/tactual
learness)
Karakteristik gaya belajar kinestetik.
Pertama, siswa
yang tanpa membaca penjelasan bisa menyerap materi pelajaran dengan mencoba latihan sendiri. Kedua, siswa yang tidak terlalu tahan duduk untuk
menerima mata pelajaran.
Ketiga merasa lebih baik apabila dalam proses belajar dengan mengerjakan
latihan soal.
Munthe (2009) menjelaskan bahwa “Gaya belajar adalah
kunci untuk mengembangkan potensi diri, karena berkaitan dengan kesenangan
dalam mengembangkan diri”.
Untuk memuaskan siswa
dalam proses pembelajaran, guru disarankan
untuk memperhatikan gaya belajar siswa.
Gaya belajar
(learning style: visual learners= see, auditory learners= hear, dan kinesthetic
learners= involve) merupakan karakteristik dan pilihan individu
mengenai cara memperoleh informasi, mengorganisasikan, menafsirkan atau
merespon, dan memikirkan informasi tersebut.
Guru
yang menyadari kecenderungan gaya belajar siswa
dalam menyerap dan mengolah informasi, maka guru
lebih mudah membuat proses pembelajaran sesuai dengan kecenderungan gaya belajar
siswanya. Dalam pembelajaran, banyak siswa yang mengikuti proses pembelajaran
dengan strategi yang sama, padahal mereka mempunyai tingkat penguasaan
pemahaman yang berbeda-beda. Perbedaan itu tidak hanya disebabkan oleh ragam
kecerdasan mereka, tetapi juga ditentukan oleh cara belajar tiap-tiap siswa.
Siswa yang senang membaca mungkin kurang bisa belajar dengan baik jika harus
mendengarkan ceramah guru atau ikut
diskusi. Siswa yang senang bergerak atau berdiskusi mungkin kurang
bisa belajar dengan baik jika harus mendengarkan ceramah guru.
Siswa visual lebih senang mengikuti ilustrasi atau membaca sendiri
instruksi, karena lebih senang menggunakan indra mata sebagai alat untuk
menyerap informasi. Siswa auditorial
lebih senang mendengarkan informasi secara langsung dari guru, karena mereka lebih senang memanfaatkan telinga
sebagai alat untuk menyerap informasi. Sementara siswa kinestetik lebih senang belajar dengan cara mengerjakan sendiri atau
praktik langsung apa yang dipelajari.
Uno. B Hamzah. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumber:
Bostrom Lena, Sweden 2011. Effects of Learning-Style Responsive Versus Traditional Approaches on Grammar Achievement Institute for Learning Styles Journal . Volume 1. Page 1-28.
Munthe Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri.
Bostrom Lena, Sweden 2011. Effects of Learning-Style Responsive Versus Traditional Approaches on Grammar Achievement Institute for Learning Styles Journal . Volume 1. Page 1-28.
Munthe Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri.
Uno. B Hamzah. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
0 comments:
Post a Comment