Menurut
Wikipedia, Truancy is unapproved absence
from school, usually without a parent's knowledge. Perilaku membolos (truant behavior) adalah
pembolosan yang tidak disetujui dari sekolah,
biasanya tanpa diketahui oleh orang tua. Jadi siswa berangkat ke sekolah
tapi tidak sampai ke sekolah dengan atau tanpa alasan yang jelas.
Menurut Kristiyani (2009) perilaku yang
dikenal dengan istilah truancy ini
dilakukan dengan cara, siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari dengan
berseragam, tetapi mereka tidak berada di sekolah. Perilaku ini umumnya
ditemukan pada remaja mulai tingkat pendidikan SMP.
Sedangkan menurut Ridlowi (2009) membolos
dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan
yang tidak tepat. Atau bisa juga dikatakan ketidak hadiran tanpa alasan yang
jelas.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku membolos adalah perilaku siswa
yang tidak masuk sekolah atau tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan atau
dengan alasan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Salah satu faktor penyebab perilaku
membolos adalah terkait dengan masalah kenakalan remaja secara umum. Perilaku
tersebut tergolong perilaku yang tidak adaptif sehingga harus ditangani secara
serius. Penanganan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui faktor penyebab
munculnya perilaku membolos tersebut.
Faktor pendukung munculnya perilaku
membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada
remaja antara lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten,
interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru
yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.
Misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik
siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti konsumsi
alkohol dan minuman keras.
3. Faktor Keluarga
Meliputi pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi orang tua dalam pendidikan
anak (Kearney, 2001).
Menurut Gunarsa (2002), faktor penyebab anak absent dan
tidak ke sekolah dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Sebab dari Dalam Diri Anak itu Sendiri
- Pada umumnya anak tidak ke sekolah karena sakit
- Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah
- Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari teman-temannya
- Dari banyaknya kasus di sekolah, ternyata faktor pada anak yaitu kekurangan motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak
2. Sebab dari Luar Anak
a. Keluarga
- Keadaan Keluarga --> Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak didik yang membantu orang tuanya mencari nafkah.
- Sikap Orang Tua --> Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya kurang membantu mendorong anak untuk hadir ke sekolah. Orang tua dengan mudah memberi surat keterangan sakit ke sekolah, padahal anak membolos untuk menghindari ulangan.
b. Sekolah
- Hubungan anak dengan sekolah dapat dilihat dari anak-anak lain yang menyebabkan ia tidak senang di sekolah, lalu membolos.
- Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku membolos siswa tidak hanya berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) melainkan dapat juga disebabkan
oleh faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dan keluarga.
0 comments:
Post a Comment