Model Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993)
dengan melibatkan para siswa dalam me-review
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman
mereka mengenai isi pelajaran tersebut (Nurhadi, dkk, 2004).
Sebagai pengganti pertanyaan langsung
kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut:
Langkah 1 - Penomoran
(Numbering)
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan member mereka nomor sehingga
tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
Langkah 2 - Pengajuan
Pertanyaan (Questioning)
Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa.
Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat
umum.
Langkah 3 - Berpikir
Bersama (Head Together)
Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
Langkah 4 - Pemberian
Jawaban (Answering)
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas.
NHT
mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagaimana dikemukakan oleh Suwarno (2010) bahwa pembelajaran
model Numbered Head Together (NHT)
memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
Kelebihan
- Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.
- Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.
- Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Kelemahan
- Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
- Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
- Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
Sumber:
Nurhadi, Yasin, B. & Senduk,
A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning/TCL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
UM PRESS.
Suwarno. 2010. Pembelajaran
Kooperatif Jenis Numbered Heads Together. (http://suwarnostatistik.wordpress.com)
0 comments:
Post a Comment