Di
SMK Negeri 3 Sukoharjo, terdapat beberapa Kompetensi Keahlian yang bisa dipilih
siswa disesuai dengan kemampuannya, Kompetensi Keahlian tersebut diantaranya: Kompetensi Keahlian
Akuntansi, Pemasaran, Teknik Kendaraan Ringan
(Otomotif), Akomodasi
Perhotelan, dan Tata
Boga.
Kelima
Kompetensi Keahlian tersebut telah dibuka di SMK Negeri 3 Sukoharjo sejak 5
(lima) tahun lalu, SMK Negeri 3 Sukoharjo ini merupakan Sekolah Menengah
Kejuruan yang masih merintis dan bertekad
untuk turut serta dalam usaha memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya di
Sukoharjo sendiri.
Adapun
mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan yang diterapkan di sekolah tersebut. Untuk
pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan di kerjakan seluruhnya oleh
guru-guru dari Kompetensi Keahlian Pemasaran.
Karena
guru yang ditunjuk untuk mengajar mata pelajaran ini haruslah guru yang sudah
mengerti wirausaha dan mereka juga harus sudah mempunyai usaha atau bisa
disebut juga mereka adalah seorang wirausaha.
Sehingga
diharapkan dengan adanya guru yang kompeten dan sudah mengaplikasi ilmu
kewirausahaan yang meraka miliki dengan mendirikan usaha yang dikelola sendiri,
diharapkan nantinya peserta didik bisa belajar dengan orang yang benar-benar
ahli dibidangnya.
Selain
itu, pertimbangan tersebut dilakukan karena untuk
guru yang sudah memiliki usaha sendiri diharapkan bisa memberikan contoh-contoh
konkret kepada siswa tentang bagaimana konsep dan prosedur kewirausahaan itu
serta bagaimana mengiplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada
tahap awal pendidikan kewirausahaan ini disampaikan mengenai konsepnya seperti
apa, biasanya konsep kewirausahaan itu diajarkan oleh guru pada saat kelas X
(sepuluh). Dimana siswa masih dalam tahap pengenalan, pada tahap ini guru
menanamkan sikap-sikap kewirausahaan kepada peserta didik.
Agar
nantinya mereka memiliki sikap-sikap wirausaha, seperti : mandiri, jujur, kerja
keras, kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, mampu membaca peluang dan
masih banyak lagi.
Setelah
berlanjut ke kelas XI (sebelas) mereka diajarkan bagaimana membuat proposal
usaha atau bisa juga disebut dengan bisnis plan (rencana usaha) yang nantinya
diharapkan dari rencana usaha yang dibuat oleh peserta didik nantinya rencana
itu bisa dijadikan pedoman dan direalisasikan oleh masing-masing peserta didik.
Kemudian
di kelas XII (dua belas) mereka diterjunkan ke lapangan untuk melakukan praktek
kewirausahaan dengan cara peserta didik diberikan suatu produk yang kemudian
nantinya mereka ditugasnya untuk menjual produk tersebut.
Adapun
praktik kewirausahaan untuk
masing-masing Kompetensi Keahlian, akan dijelaskan satu per satu sebagai
berikut :
1. Kompetensi Keahlian Akuntansi
Pada kompetensi keahlian akuntansi
pedidikan kewirausahaanya adalah berupa penanaman nilai-nilai dan karakter
bagaimana untuk menjadi seorang wirausaha. Dari penuturan guru kewirausahaan di
Kompetensi Keahlian Akuntansi, mengatakan bahwa pada Kompetensi Keahlian
Akuntansi untuk aplikasi pendidikan kewirausahaan hanya sampai pada pembuatan
proposal usaha.
Kompetensi Keahlian Akuntansi juga
mempunyai unit produksi yang dinamakan BANK MAKIN JAYA, akan tetapi menurut
penuturan pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan di Kompetensi
Keahlian Akuntansi. BANK MAKIN JAYA tersebut tidak bisa dijadikan sebagai
tempat praktek wirausaha. Sehingga untuk pendidikan kewirausahaanya diwujudkan
dengan berlatih membuat bisnis plan dan penyampaian teori-teori bagaimana
menjadi seorang wirausaha, strateginya seperti apa, serta sikap yang harus
dimiliki apa saja dan masih banyak lagi.
2. Kompetensi Keahlian Pemasaran
Lain halnya dengan Kompetensi Keahlian
Pemasaran, mereka mempunyai unit produksi yang bernama SMAKTA MART. Unit
produksi itu dijadikan sebagai wadaha bagi siswa untuk belajar kewirausahaan
secara konkretnya. Mereka belajar dari mulai memilih produk, membaca selera
konsumen, sampai dengan menganalisis rugi atau laba.
Siswa Kompetensi Keahlian Pemasaran
dilibatkan langsung dalam pengelolaan toko tersebut. Pernah suatu ketika siswa
dari Kompetensi Keahlian Pemasaran bekerja sama dengan Kompetensi Keahlian Tata
Boga untuk menerapkan pembelajaran Pendidikan Kewirausaan yang mereka pelajari,
jadi pada saat itu Unit Produksi Tata Boga membuat berbagai macam kue kering
yang dikemas sedemikian rupa.
Kemudian siwa dari Kompetensi Keahlian
Pemasaran yang memasarkannya ke lingkungan masyarakat sekitar sekolahan untuk
diperjualbelikan, dan hasilnya sangat memuaskan, karena pada saat itu
mommentnya juga sangat tepat karena mendekati hari raya Iedul Fitri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
pendidikan kewirausaan hal itu termasuk dalam praktik/implementasi pendidikan
kewirausahaan di SMK Negeri 3 Sukoharjo, khususnya Kompetensi Keahlian
Pemasaran dan Tata Boga.
3. Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan
Berbeda pula dengan yang diterapkan di
Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, untuk implementasi pendidikan
kewirausahaannya mereka telah membuka usaha jasa servis panggilan.
Jadi ketika ada teman, guru masyarakat sekitar, atau bisa juga
pihak-pihak lain yang berkepentingan yang membutuhkan bantuan untuk memperbaiki
kendaannya bisa menggunakan jasa servis panggilan yang mereka terapkan.
4. Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan
Pada
Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan, implementasi Pendidikan Kewirausahaannya
tidak jauh berbeda dengan Kompetensi Keahlian lainnya. Mereka membuka usaha
jasa yaitu usaha laundry. Untuk pangsa pasarnya adalah guru-guru di SMKN 3
Sukoharjo sendiri, siswa, dan masyarakat sekitar.
Usaha
laundry ini cukup baik perkembangannya dari waktu ke waktu, dan harganyapun
cukup bersahabat hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 2.500, 00 (dua ribu
lima ratus) per kilonya. Sayangnya untuk mengeringkan pakaian mereka masih
manual dengan cahaya matahari.
Untuk
itu sekolah masih mengusahaan mengalokasikan bantuan pembelajaran Kewirausahaan
yang diberikan pemerintah dengan sebaik mungkin. Sehingga nantinya bantuan itu
bisa merata ke semua Kompetensi Keahlian. Baik itu Kompetensi Keahlian
Akuntansi, Pemasaran, Teknik Kendaraan Ringan, Akomodasi Perhotelan maupun Tata
Boga.
5. Kompetensi Keahlian Tata Boga
Kompetensi Keahlian Tata Boga dalam
penerapan Pendidikan Kewirausahaannya mereka mendirikan sebuat warung atau
kalau mereka menyebutnya adalah Kantin Kejujuran. Setiap 2 kali dalam seminggu
mereka melakukan praktik memasak, mulai dari kue (basah maupun kering),
camilan-camilan, gorengan, makanan pembuka, inti dan penutup (disert).
Dari makanan hasil praktik mereka jual
di Kantin Kejujuran miliknya. Harganyapun juga sesuai dengan kantong pelajar.
Antara Rp 500,00 (lima ratus rupiah) sampai dengan Rp 1000,00 (seribu rupiah).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
guru Pendidikan Kewirausahaan di Tata Boga, ia mengatakan bahwa untuk praktik
Kewirausahaan di Kompetensi Keahlian Tata Boga, biasanya mereka bisa lebih
kreatif di bandingkan dengan Kompetensi Keahlian lainnya, karena mereka bisa
membuat makanan dengan dimodifikasi, sehingga muncul karya-karya yang inovatif
dan kreatif.
Uraian
di atas merupakan
implementasi pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan di SMK Negeri 3
Sukoharjo. Dimana mereka tidak hanya sebatas memberikan teori mengenai
Pendidikan Kewirausahaan, akan tetapi mereka menerjunkan peserta didik untuk
langsung ke lapangan. Karena menurut mereka apabila peserta didik itu
dihadapkan pada kegiatan yang riil maka mereka akan lebih mudah mempelajarinya
dan mengamalkan pada kehidupan sehari-hari.
0 comments:
Post a Comment