Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menangani kenaikan harga barang kebutuhan pokok khususnya saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri adalah sebagai berikut.
1. Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan
Bulan
Ramadhan kemudian dilanjutkan Hari Raya Idul Fitri, masyarakat mulai
bersiap-siap menyambutnya dengan mulai mencari segala kebutuhan pokok untuk
persediaan. Hal ini menyebabkan pola konsumsi dalam masyarakat mengalami
perubahan.
Semula
pola konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya hanya untuk sesaat itu
saja, kemudian berubah menjadi pola konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan jangka
waktu yang lama.
Upaya
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu yang lama ini dengan
meningkatkan persediaan barang keperluan sebanyak-banyaknya untuk
menjamin kebutuhan yang akan datang dengan cara saling mendahului
di antara masyarakat untuk mencari dan membeli barang kebutuhan terutama
kebutuhan pokok.
Hal
ini menyebabkan konsumsi dalam masyarakat menjadi meningkat pesat. Meningkatnya
konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan persediaan untuk jangka waktu
yang lama tidak seiring dengan ketersediaan barang-barang yang dibutuhkan
masyarakat. Barang-barang dibutuhkan masyarakat dapat diperoleh dipasar-pasar
dengan proses jual-beli.
Meningkatnya
konsumsi masyarakat mengakibatkan barang kebutuhan menjadi langka, cepat habis
bahkan lenyap. Kelangkaan barang kebutuhan di pasar-pasar mengakibatkan
masyarakat panik. Kepanikan masyarakat dalam memperoleh barang kebutuhan
mempengaruhi proses jual-beli di pasar-pasar.
Masyarakat
berusaha secepatnya memperoleh barang kebutuhannya sementara pedagang di
pasar-pasar berusaha menyediakan barang kebutuhan masyarakat secara lengkap dan
sebanyak-banyaknya. Untuk menyediakan Barang-barang kebutuhan masyarakat untuk
dijual, pedagang-pedagang berusaha memperoleh ketempat-tempat produksi barang
kebutuhan masyarakat. Produksi barang kebutuhan masyarakat terbatas cenderung
jumlah produksi barang tetap. Memaksa pedagang memperoleh barang kebutuhan dari
sesama pedagang yang masih memiliki persediaan berapapun tinggi harga barang
kebutuhan masyarakat.
Akibatnya
harga barang kebutuhan masyarakat di pasar-pasar menjadi bergejolak atau
harga-harga naik. Dapat kita lihat bahwa
adanya Peningkatan yang pesat dan cepat dalam masyarakat untuk memperoleh
barang kebutuhannya, adanya Kelangkaan penyediaan barang-barang kebutuhan
masyarakat di pasar-pasar.
Peristiwa
kenaikan harga-harga barang sudah sering terjadi dan berulang-ulang setiap
tahunnya. Untuk mengatasi peristiwa kenaikan harga-harga diperlukan
Peranan penting sektor
produksi barang kebutuhan masyarakat, kepentingan sektor produksi adalah
meningkatkan jumlah produksi barang-barang kebutuhan masyarakat pada saat
terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat.
Peranan
sektor produksi oleh perusahaan swasta maupun Perusahaan Negara harus
lebih tanggap terhadap peristiwa kenaikan harga-harga karena peristiwa kenaikan
harga-harga terjadi berulang-ulang setiap tahunnya. Namun masih diperlukan juga
peranan pemerintah dalam hal
memonitor jumlah konsumsi masyarakat dan jumlah barang kebutuhan masyarakat
yang di hasilkan oleh sektor produksi, menerbitkan kebijakan impor bila masih kurang
dalam penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan mengawasi jalur distribusi
barang supaya lancar sehingga Kenaikan harga-harga barang kebutuhan masyarakat
dapat terkendali.
2. Operasi Pasar
Menjelang
puasa, harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan. Guna menekan kenaikan
harga kebutuhan pangan, pemerintah harus meningkatkan volume operasi pasar
terutama di daerah-daerah rawan kenaikan harga. Operasi pasar ini perlu, untuk
mencegah para spekulan menaikkan harga semaunya. Tujuannya melindungi
masyarakat, supaya tidak terbebani kenaikan-kenaikan harga sembilan bahan pokok
(sembako).
Operasi
pasar disinyalir bisa menekan inflasi. Karena kenaikan harga kebutuhan pokok
biasa diikuti inflasi. Pemerintah seharusnya mewaspadai gejolak harga pangan
khususnya beras. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa setiap menjelang Ramadhan
dan Hari Raya Idul Fitri, harga-harga selalu mengalami kenaikan.
Menjelang
bulan Ramadhan tahun ini pun, beberapa harga bahan pokok sepertinya akan terus
mengalami kenaikan, seperti telur, ayam, dan terutama beras. Perubahan harga
kebutuhan pokok khususnya beras harus segera direspon oleh pemerintah.
Menjelang Ramadhan ini kebutuhan konsumtif masyarakat semakin tinggi, bila
tidak ada operasi pasar maka harga dikhawatirkan akan terus melambung.
Harga
bahan pokok yang mengalami kenaikan menjelang Ramadhan, menurut saya juga tidak
terlepas dari pengusaha dan distributor bahan pokok yang nakal yang
melakukan aksi penimbunan seperti yang saya ungkapkan di atas sebelumnya.
Bukannya ingin menuduh, tetapi dari yang sudah-sudah hal tersebut telah sering terjadi di negeri yang
kita cintai ini.
Peningkatan
permintaan masyarakat dan keterbatasan stok dijadikan alasan bagi mereka untuk
menaikkan harga. Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan
berikut jajarannya (dinas terkait) wajib mewaspadai (bukan mencurigai) aksi
penimbunan stok bahan pokok tersebut. Tindakan seperti itu perlu dilakukan agar
ketersediaan serta harga sembako tidak melambung sehingga bisa menimbulkan
ketenangan masyarakat, khususnya yang akan menjalani puasa.
3. Pengendalian Stok
Kenaikan
harga pangan di dunia ternyata mempengaruhi harga pangan di dalam negeri.
Apalagi saat ini sepengetahuan saya sebagian besar bahan pangan yang ada di
pasar dalam negeri diperoleh dari impor.
Karena
itu, menurut saya selama indonesia masih tergantung pada pasokan pangan impor,
kenaikan harga pangan dunia yang dipastikan terus terjadi setiap tahunnya akan
berujung pada tambahan beban bagi masyarakat, ditambah lagi kebijakan
pemerintah yang menyerahkan pengadaan bahan pangan kepada mekanisme pasar
membuat harga barang kebutuhan pokok selalu mengalami kenaikan. Khususnya
setiap menjelang hari besar keagamaan seperti puasa dan lebaran.
Seharusnya
kebijakan perekonomian nasional lebih berpihak pada kepentingan rakyat. Jangan
semua dilepas kepada mekanisme pasar tanpa ada kendali dari pemerintah. Selain
itu, pemerintah juga harus berani menindak tegas para pemain atau spekulan yang
terbukti memainkan harga di pasaran. Sejauh yang saya tahu, stok beras nasional
mayoritas dikendalikan oleh pihak swasta dan sisanya dipegang pemerintah
melalui Perum Bulog.
Bisa
kita bayangkan, dengan dominasi pihak swasta sebagai pengendali stok beras
nasional, mereka bisa memainkan harga dengan leluasa sehingga sampai kapan pun
Bulog tidak akan sanggup membeli gabah dari para petani kita. Ini karena
harganya yang memang melewati harga pembelian pemerintah.
Pemerintah
bakal mengalami kesulitan mengendalikan kestabilan harga bahan pangan maupun
komoditas lainnya. Apalagi pasokan bahan pangan itu sebagian besar memang telah
dipegang swasta. Kecuali ada kebijakan yang diubah mengenai harga pangan dari
pemerintah yang memang seharusnya dikendalikan sendiri.
0 comments:
Post a Comment