Kartono
(2000), mengemukakan bahwa perilaku membolos berakibat pada dirinya sendiri dan
bagi orang lain. Bagi dirinya sendiri maka ia akan ketinggalan pelajaran. Hal
ini akan menyebabkan siswa mengalami kegagalan dalam pelajaran, tidak naik
kelas, nilainya jelek dan kegagalan lain di sekolah.
Sedang
bagi orang lain, terutama siswa sekelas, mereka akan terganggu dengan siswa
yang membolos karena kemungkinan guru akan menegur siswa yang membolos pada
pertemuan selanjutnya sehingga menyita waktu pelajaran.
Guru
pelajaran juga akan menerangkan kembali materi yang sudah diajarkan pada
pertemuan berikutnya apabila ada anak yang belum paham, dan tentunya siswa yang
pada pertemuan sebelumnya membolos tidak paham.
Membolos
akan menyebabkan gagal dalam pelajaran, mengganggu kegiatan belajar teman-teman
sekelas dan masih banyak akibat yang ditimbulkan. Diantara akibat dari membolos
yaitu dia akan bergaul dengan teman-teman yang tidak baik atau terjerumus dalam
pergaulan bebas yang akan menyebabkan banyak lagi kenakalan-kenakalan remaja
yang lain.
Kenakalan
di kalangan remaja adalah suatu kenyataan dan semakin nyata terjadi di zaman modern ini. Banyak anak telah terlibat berbagai
macam perlakuan yang menyimpang dari norma. Ada yang terlibat pencurian,
perkelahian antara satu sekolah atau dengan remaja di sekolah lainnya, mogok
belajar di sekolah, mengadakan aksi dengan poster-poster yang menuntut dewan
guru yang dirasa tidak sesuai dengan aspirasi remaja, pelemparan mobil di jalan
raya, penyiletan, perampokan, pemerkosaan, dan lain sebagainya (Tambunan,
2008).
Ali
dan
Asrori (2006) mengatakan bahwa tugas-tugas perkembangan remaja yang
sangat
penting adalah mampu menerima keadaan dengan dirinya, memahami peran
seks/jenis kelamin, mengembangkan kemandirian, mengembangkan tanggung
jawab pribadi
dan sosial, menginternalisasi nilai-nilai moral dan merencanakan masa
depan.
Dewasa ini tidak sedikit remaja yang melakukan perbuatan anti sosial
maupun
asusila karena tugas-tugas perkembangan tersebut kurang berkembang
dengan baik
Membolos yang dilakukan siswa merupakan
salah satu kegagalan dalam tugas perkembangan. Karena siswa melanggar tata
tertib yang ada di sekolah, maka sulit untuk menuju ke masa depan yang baik. Jadi
tugas perkembangan ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh siswa yang
membolos sehingga akan mengakibatkan kegagalan pada masa depan siswa.
Secara psikologis, akibat remaja yang
sering melakukan pelanggaran cenderung puas dan memotivasi mereka untuk
mengulangi perilaku itu. Pelanggaran menghilangkan kesempatan anak untuk
belajar mendapatkan kepuasan dari perilaku yang disetujui secara sosial. Bila
mereka memperoleh kepuasan dari pelanggaran, mengapa mereka harus menjadi baik.
Pelanggaran ini akan semakin serius,
hingga akhirnya anak merasa malu dan bersalah. Pada waktunya, keyakinan ini
akan berkembang menjadi perasaan ketidakmampuan dan rasa rendah diri yang dapat
mengganggu kesehatan mental. Pelanggaran merupakan bahaya yang serius bagi
penyesuaian diri dan sosial (Hurlock, 2001).
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa akibat perilaku membolos selain berdampak pada diri sendiri
juga berdampak pada sekolah bahkan masyarakat, dampak pada diri sendiri adalah
siswa yang bersangkutan akan ketinggalan pelajaran sehingga gagal dalam
prestasi dan akan berakibat tidak naik kelas, sedang terhadap sekolah adalah
siswa lain akan kehilangan saebagian waktu belajar karena digunakan guru untuk
menegur atau memberikan hukuman kepada siswa yang membolos tersebut, dampak
terhadap masyarakat adalah dengan membolos siswa akan berpotensi salah dalam
bergaul sehingga bisa menimbulkan tindak kejahatan.
membantu
ReplyDelete