Arends dalam (Trianto, 2007: 5) menyatakan ”The term teaching model refers to a
particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment,
and management system”. (Istilah model pengajaran mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya,
dan sistem pengelolaan).
Menurut Smaldino, Russel,
Heinich, & Molenda (2005: 15-16) bahwa “Methods are the
procedures of instruction selected to help learners achieve the objectives or
to internalize the content or message. The student- directed methods include
discrussion, cooperative learning, garning, simulation, discovery, and problem
solving”. (Metode
adalah prosedur dari pengajaran yang dipilih untuk membantu siswa menerima
maksud atau isi pesan secara objektif. Metode langsung siswa meliputi: diskusi,
pembelajaran kooperatif, permainan, simulasi/ rangsangan, penemuan dan
penyelesaian masalah).
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini membutuhkan persiapan sebelum kegiatanpembelajaran dilaksanakan.
Trianto (2007: 52-53) membagi persiapan-persiapan tersebut menjadi lima, yaitu:
1. Perangkat
pembelajaran, meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabnya.
2. Membentuk
kelompok kooperatif yang anggotanya diusahakan memiliki kemampuan yang
heterogen, dan jika memungkinkan perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin,
dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri dari ras dan latar
belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada
prestasi akademik, yaitu:
a)
siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai kepandaian dalam mata
pelajaran yang bersangkutan; b) menentukan tiga kelompok menentuakan tiga
kelompok dalamkelas, yaitu kelompok atas, menengah, dan bawah.
Kelompok atas sebanyak 25% dari
seluruh siswa diambil dari siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh
siswa diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah
sebanyak 25% dari seluruh siswa terdiri atas siswa setelah diambil kelompok
atas dan kelompok menengah.
3.
Menentukan skor awal, misalnya dari nilai ulangan sebelumnya.
4. Pengaturan
tempat duduk untuk menghindari kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran
pada kelas kooperatif.
5. Kerja
kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada
pembelajaran kooperatif model STAD, terlebih dahulu diadakan latihan
kerja sama kelompok dengan tujuan untuk mengenalkan masing-masing individu
dalamkelompok”.
Menurut
Robert E. Slavin (2005: 143-146) STAD merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas
lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan
individual, dan rekognisi tim.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang
sistematis, yang diawali dengan guru menyajikan materi, siswa belajar dalam
kelompok yang telah dibentuk, guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi
kerja kelompok,melakukan mengamatan, bimbingan, dorongan, bantuan dan
mengevaluasi dengan memberikan kuis tentang materi yang dipelajari, melakukan
penilaian serta memberi penghargaan atas keberhasilan kelompok.
0 comments:
Post a Comment