Pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
Individualization) dikembangkan oleh Slavin. Teams Assited Individualization adalah nama program yang merupakan asal mula pengembangan
dan penelitian programnya sehingga menjadi TAI, yang saat ini dikenal sebagai Teams
Accelerated Instruction.
Dasar
pemikirannya adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual
berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Perlunya
semacam individualisasi telah dipandang penting khususnya dalam pembelajaran
akuntansi, dimana pembelajaran dari tiap kemampuan yang diajarkan sebagian
besar tergantung pada penguasaan kemampuan yang dipersyaratkan.
TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individual. TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk
pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat
metode pengajaran individual menjadi tidak efektif.
Dengan membuat
para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung
jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain
dalam menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru
dapat membebaskan diri mereka dari memberikan pengajaran langsung kepada
sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari tim-tim yang heterogen.
Sistem pengajaran
individual memiliki banyak kelemahan. Kelemahan dari pengajaran individual
dapat diselesaikan dengan adanya program TAI. TAI
dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem
pengajaran individual sebagai berikut:
- Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
- Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.
- Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga siswa kelas tiga ke atas dapat melakukannya.
- Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas.
- Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau mengahadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru.
- Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun siswa yang mengecek kemampuannya ada di bawah siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekan akan cukup sederhana dan tidak menganggu si pengecek.
- Program mudah dipelajari baik oleh guru maupun siwa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
- Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa mainstream yang cacat secara akademik dan di antara para siswa dari latar belakang ras atau etnik berbeda. (Slavin, 2010: 190)
Pelaksanaan TAI harus sesuai dengan unsur-unsur program TAI. Hal tersebut dimaksudkan agar diperoleh hasil yang maksimal. Setiap unsur dilaksanakan secara berurutan dan berkesinambungan. Unsur-unsur program dalam TAI sebagai berikut:
- Teams. Para siswa dalam TAI dibagi dalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5 orang.
- Tes Penempatan. Para siswa diberikan tes pra-program pada permulaan pelaksanaan program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai pada program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.
- Materi-materi kurikulum. Para siswa bekerja pada materi-materi kurikulum individual.
- Belajar Kelompok. Langkah berikutnya yang mengikuti tes penempatan adalah guru mengajar pelajaran pertama. Selanjutnya para siswa diberikan tempat untuk memulai unit individual. Unit tersebut tertera dalam buku-buku siswa. Para siswa mengerjakan unit-unit mereka dalam kelompok mereka.
- Skor Tim dan Rekognisi Tim. Pada akhir setiap minggu guru menghitung skor tim. Tim super menerima sertifikat yang menarik.
- Kelompok Pengajaran. Pengajaran langsung untuk mengajari kelompok ini dapat diterapkan dalam program individual oleh fakta bahwa para siswa bertanggung jawabuntuk hampir semua pemeriksaan, penanganan materi dan pengarahan.
- Tes Fakta. Seminggu dua kali para siswa diberikan tes fakta selama tiga menit.
- Unit Seluruh Kelas. Pada akhir tiap tiga minggu guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu minggu untuk mengajari seluruh kelas. (Slavin, 2010: 195)
0 comments:
Post a Comment