Store design adalah elemen yang bertanggung jawab untuk
menciptakan store image yang berbeda dan tidak terlupakan. Store design dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu eksterior design,
interior design, lighting design dan yang terakhir adalah sounds and
smell. Terdapat banyak detail di dalamnya, dimana kesemua hal itu harus
dapat bekerja sama dalam menciptakan ambiance toko yang diinginkan. Ambiance
dapat diartikan sebagai proyeksi dari suasana toko yang ditangkap oleh
panca indra pelanggan (Dunne dan Lusch, 2005: 473).
1. Eksterior Design
Termasuk
dalam desain eksterior toko disini yaitu storefront design, signage dan
entrance yang semuanya penting untuk menarik perhatian orang yang lewat
dan mendorong mereka untuk masuk ke dalam toko. Storefront design atau desain
luar toko harus dapat tampak jelas, mudah dikenali dan mudah diingat. Desain
luar toko harus dengan jelas mengidentifikasikan nama dan gambaran umum tentang
toko tersebut serta memberi petunjuk mengenai barang yang tersedia didalamnya.
Secara umum, yang termasuk didalam storefront design adalah signage di
luar toko dan arsitektur dari bagian luar toko itu sendiri. Dalambeberapa
kasus, storefront juga mencakup jendela display yang ada didepan
toko. Jendela display harus mampu menarik perhatian orang yang lewat di
depan toko dan mendorong mereka untuk masuk ke dalam toko. Maka dari itu
jendela display harus dibuat semenarik mungkin dan diganti secara
berkala serta harus mencerminkan barang-barang yang ditawarkan di dalam toko.
2.
Interior Design
Desain
interior dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu finishing yang digunakan
untuk seluruh permukaan (baik untuk lantai, dinding maupun plafon) dan bentuk
arsitektur di dalam toko itu sendiri. Banyak sekali hal kecil-kecil yang harus
dibutuhkan untuk menciptakan image bagi sebuah toko dan diperlukan pemilihan
bahan-bahan material yang mendukung untuk terciptanya image tersebut.
Sebagai contoh, pemilihan lantai yang polos yang tidak dicat akan menimbulkan
kesan biasa dan murah, pemakaian karpet akan menimbulkan kesan nyaman seperti
di rumah dan mendorong untuk berbelanja lebih santai, atau pemakaian batu
marmer yang akan menimbulkan kesan mewah dan mahal.
Untuk
dinding, retailer juga mempunyai banyak pilihan mulai dari mencat
dinding tersebut, melapisi dinding dengan wallpaper atau menggunakan berbagai
macam pilihan paneling atau hiasan dinding.
Begitu
juga untuk plafon, dimana ada terdapat berbagai macam pilihan yang
masing-masing dapat memberikan kesan yang berbeda. Misalnya pemakaian plafon drywall
akan menimbulkan kesan eksklusif karena memang prosesnya mahal, plafon suspended
banyak sekali digunakan dan menimbulkan kesan ekonomis tetapi tidak
istimewa, atau plafon dengan pipa-pipa dan kabel-kabel yang tampak yang
menimbulkan kesan toko yang murah karena seperti gudang.
3.
Lighting Design
Lighting
atau
penerangan seringkali luput dari perhatian retailer padahal pemahaman
mengenai penerangan dapat meningkatkan penjualan. Di sebuah department store
misalnya, pemakaian lampu yang terang pada bagian pakaian malah akan
menurunkan tingkat penjualan karena lampu yang terang tidak menciptakan kesan
yang elegan melainkan kesan diskon atau murah pada
pakaian-pakaian
yang dijual.
Pada
perkembangannya, lighting tidak hanya sesederhana memilih jenis dan
warna lampu, tetapi dibutuhkan pengetahuan yang lebih dalam mengenai dampak
dari lampu tersebut terhadap warna dan tekstur.
4.
Sounds and Smell
Store
design yang efektif harus dapat dirasakan oleh semua panca
indera, mulai dari indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba atau
sentuhan. Dan yang tampak nyata adalah retailer mengutamakan aktifitas
desain yang hanya berfokus sebagian besar hanya untuk indera penglihatan.
Walaupun ada beberapa penelitian yang membuktikan hal yang berbeda, tetapi
indera penciuman dipercaya sebagai indera yang paling berhubungan dengan memori
dan emosi.
Retailer
dapat menggunakan hal ini untuk menciptakan suatu mood di dalam toko
bagi pelanggan. Sebagai contoh, aroma kulit dan tembakau dapat memperkuat image
toko pakaian pria, atau aroma roti dan kue yang masih fresh dari oven
dapat membuat pelanggan lebih santai dalam berbelanja dan ternyata juga
dapat menarik pelanggan yang sedang berbelanja di tempat lain di sekitarnya.
Pemilihan
musik yang tepat untuk diputar di dalam toko juga berpengaruh untuk menciptakan
mood bagi pelanggan dan menciptakan perilaku berbelanja yang berbeda.
Menurut penelitian, tempo dari musik mempengaruhi berapa lama pelanggan
menghabiskan waktu di sebuah toko dan tipe dari music mempengaruhi berapa
banyak mereka membeli. Tetapi bagaimanapun retailer juga harus menyesuaikan
pemilihan jenis lagu dengan kesan yang mau disampaikan. Sebagai contoh, musik
klasik yang menimbulkan kesan menenangkan dan mahal tetapi akan tidak sesuai
apabila diputar di toko pakaian remaja.
0 comments:
Post a Comment