Perilaku atau
sikap mandiri dari seseorang tidak terbentuk secara mendadak, akan tetapi
melalui proses sejak masa kanak-kanak. Dalam perilaku mandiri antara individu
satu dengan individu yang lain berbeda, hal ini karena dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap mandiri individu tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu dan faktor dari
luar individu.
Menurut Bimo
Walgito (1997: 46) faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah:
1. Faktor Eksogen
Adalah faktor
yang berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor yang
berasal dari keluarga misalnya keadaan orang tua, banyak anak dalam
keluarga, keadaan sosial ekonomi dan
sebagainya. Faktor yang berasal dari sekolah misalnya, pendidikan serta
bimbingan yang diperoleh dari sekolah, sedangkan faktor dari masyarakat yaitu
kondisi dan sikap masyarakat yang kurang memperhatikan masalah pendidikan.
2. Faktor Endogen
Adalah faktor
yang berasal dari siswa sendiri, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Faktor fisiologis mencakup kondisi fisik siswa, sehat atau kurang sehat,
sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat, sikap mandiri, motivasi,
kecerdasan dan lain-lain.
Dalam
pendidikan, maka cara belajar secara aktif perlu ditempuh untuk mendidik anak
berpikir secara mandiri. Kualitas kemandirian adalah ciri yang paling
diperlukan manusia dimasa depan. Seperti dijelaskan Herman Holstein (1986: 9)
sebagai berikut:
Pada situasi belajar mandiri, pengajar berusaha untuk mengembangkan belajar sendiri melalui bekerja sendiri dan menemukan sendiri. Sikap pengajar dalam pembelajaran yang membuka kesempatan bagi pelajar untuk mendapatkan gerak atau ruang kerja seluas-luasnya dalam cara serta waktu kerjanya, ditandai dengan tidak menonjolkan peranan mengajar dalam kelas. Pengajar sedapat-dapatnya menarik diri guna memberikan kerja kepada para pelajarnya.
Berdasarkan pendapat diatas, maka belajar mandiri merupakan suatu usaha
yang dilakukan oleh individu untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri
atas dasar motivasinya sendiri untuk menguasai dan menyiapkan suatu materi dan
atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Sehingga dalam kemandirian belajar, siswa harus aktif dan tidak tergantung
pada pengajar. Bila dilihat dari aspek kognitif maka dengan belajar mandiri
akan diperoleh pemahaman konsep pengetahuan yang tahan lama sehingga akan berpengaruh
pada pencapaian akademik siswa yang baik. Hal tersebut dikarenakan siswa
terbiasa manyelesaikan tugas yang diberikan dengan usahanya sendiri dan
menggali sumber-sumber belajar yang ada.
Dengan belajar mandiri siswa dituntut aktif baik sebelum proses belajar
mengajar berlangsung maupun setelah proses belajar belajar. Siswa yang belajar
mandiri akan mempersiapkan materi yang diajarkan. Setelah proses belajar
mengajar berakhir, siswa akan mengulang kembali materi yang telah disampaikan
sebelumnya, baik dengan membaca ataupun berdiskusi dengan teman. Dengan
demikian siswa yang menerapkan belajar mandiri akan mempunyai prestasi lebih
baik bila dibandingkan dengan siswa yang tidak menerapkan prinsip belajar
mandiri.
0 comments:
Post a Comment