Perekonomian
pada masa Rasulullah ini adalah pada masa Madinah, sebab pada masa Makkah penuh
dengan perjuangan untuk mempertahankan diri dari intimidasi kaum Quraisy.
Karakter umum dari perekonomian ini adalah komitmennya yang tinggi terhadap
etika dan norma, serta perhatiannya yang besar terhadap keadilan dan pemerataan
kekayaan. Pasar menduduki peranan penting sebagai mekanisme ekonomi, tetapi
pemerintah dan masyarakat juga bertindak aktif dalam mewujudkan kesejahteraan
dan menegakkan keadilan.
Mata pencaharian
mayoritas penduduk Madinah adalah berdagang. Kegiatan ekonomi pasar relatif
menonjol, di mana untuk menjaga mekanisme pasar tetap berada dalam bingkai Islam
Rasulullah mendirikan Al-Hisbah (institusi yang bertugas sebagai pengawas
pasar). Rasulullah juga membentuk Baitul Maal, sebuah institusi yang bertindak
sebagai pengelola keuangan negara. Secara garis besar sumber pemasukan negara
pada masa itu dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 1.
Sumber-sumber Pendapatan pada Masa Rasulullah
Dari Kaum
Muslim
|
Dari Kaum
non-Muslim
|
Umum
|
1. Zakat
2. Ushr
(5 – 10%)
3. Ushr
(2,5%)
4. Zakat
Fitrah
5. Wakaf
6. Amwal
Fadila
7. Nawaib
8. Shadaqah
yang lain
9. Khumus
|
1. Jizyah
2. Kharaj
3. Ushr
(5%)
|
1. Ghanimah
2. Fay
3. Uang
Tebusan
4. Pinjaman
dari Kaum Muslim atau non-Muslim
5. Hadiah
dari Pemimpin atau Pemerintah Negara Lain
|
Sampai tahun ke-4 hijrah pendapatan dan
sumber daya negara masih sangat kecil. Kekayaan pertama datang dari Banu Nadir,
karena melanggar perjanjian (piagam Madinah) dengan umat Islam sehingga mereka ditaklukkan dan
dipaksa meninggalkan kota. Wakaf Islam pertama adalah dari seorang Banu Nadir
yang masuk Islam dan memberikan tujuh kebunnya. Harta rampasan perang
(ghanimah) juga merupakan sumber pendapatan negara, meskipun kontribusinya
selama 10 tahun kepemimpinan Rasulullah tidak lebih dari 2%. Zakat dan ushr
merupakan sumber pendapatan pokok, terutama setelah tahun ke-9 H di mana zakat
mulai diwajibkan. Berbeda dengan sumber pandapatan lain, zakat hanya boleh
diberikan kepada pihak-pihak tertentu yang telah digariskan dalam Alquran (Q.S.
At-Taubah: 60).
Peran negara
dalam menjaga kesejahteraan rakyatnya tercermin dalam pengeluaran negara
sebagai berikut:
Tabel 2.
Pengeluaran Negara
Primer
|
Sekunder
|
1. Biaya
pertahanan, seperti: persenjataan, unta, kuda.
2. Penyaluran
zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya.
3. Pembayaran
gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dsb
4. Pembayaran
upah para sukarelawan
5. Pembayaran
utang negara
6. Bantuan
untuk musafir (dari daerah Fadak)
|
1. Bantuan untuk orang yang
belajar agama di Madinah
2. Hiburan untuk para delegasi
keagamaan
3. Hiburan untuk para utusan suku
dan negara serta biaya perjalanan mereka.
4. Hadiah untuk pemerintah negara
lain
5. Pembayaran untuk pembebasan kaum
Muslimin yang menjadi budak
6. Pembayaran denda atas mereka
yang terbunuh secara tidak sengaja oleh pasukan Muslim
7. Pembayaran utang orang yang
meninggal dalam keadaan miskin
8. Pembayaran tunjangan untuk
orang miskin
9. Tunjangan untuk sanak saudara
Rasulullah
10. Pengeluaran
rumah tangga Rasulullah (hanya sejumlah kecil; 80 butir kurma dan 80 butir
gandum untuk istri-istrinya)
11. Persediaan
darurat
|
Ternyata Rasullullah sangat menguasai masalah finansial dan mempunyai visi serta misi yang jelas. Kepemimpinan beliau memang layak diteladani.
ReplyDeleteSudah tentu itu Mas, tidak diragukan lagi, Uswatun Hasanah... :)
ReplyDelete