Manajemen persediaan menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan biaya total yang minimal. Persediaan atau inventory meliputi bahan mentah atau bahan baku, bahan pembantu, bahan dalam proses atau work in process, suku cadang, dan barang jadi atau finished good. Alasan perlunya manajemen persediaan adalah karena timbulnya ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pasokan supplier, dan ketidakpastian waktu pemesanan.
Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen, memperlancar proses produksi, mengantisipasi kekurangan persediaan (stock out), dan dalam rangka menghadapi fluktuasi harga. Beberapa pendekatan yang digunakan adalah economic order quantity, periodic review, dan material requirement planning. Beberapa pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen, memperlancar proses produksi, mengantisipasi kekurangan persediaan (stock out), dan dalam rangka menghadapi fluktuasi harga. Beberapa pendekatan yang digunakan adalah economic order quantity, periodic review, dan material requirement planning. Beberapa pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Economic Order Quantity (EOQ)
Yang dimaksud dengan economic order quantity adalah jumlah pemesanan yang paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimumkan jumlah biaya pemeliharaan barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Model EOQ ini sangat mudah dan sederhana, namun ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Jumlah kebutuhan barang per periode stabil
a. Jumlah kebutuhan barang per periode stabil
b. Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan
c. Biaya pemesanan selalu sama
d. Biaya pemeliharaan per unit selalu sama
e. Usia barang relatif lama, tidak cepat rusak
f. Harga barang tetap
g. Barang tersedia tak terbatas.
Dalam EOQ ditentukan titik pemesanan kembali (reorder point = ROP), yaitu jumlah persediaan tetap setiap kali pemesanan. ROP dilakukan bila persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi selama tenggang waktu (lead time = LT) pemesanan. ROP menghendaki pengecekan fisik/kartu catatan secara teratur. Apabila digambarkan nampak seperti berikut:
Kedua biaya tersebut apabila digambarkan kedalam grafik akan nampak sebagai berikut:
Contoh 1.
Pada sebuah perusahaan, diketahui rata-rata penjualan 1.000 unit per bulan, biaya setiap kali pesan adalah Rp 600.000,00 biaya simpan sebesar Rp 10.000,00 per unit, dengan kebijakan pemesanan 2.000 unit setiap kali pesan. Berapakah jumlah pesanan ekonomisnya?
2. Metode periodic review, dalam pendekatan ini dilakukan pemesanan dengan interval waktu sama.
3. Material Requirement Planning (MRP)
Dalam MRP, pembelian barang yang dibutuhkan direncanakan untuk membuat produk yang terdiri dari beberapa komponen, atau dikenal dengan system assembling. Tujuannya adalah untuk menjamin tersedianya material, item, komponen dalam produksi, serta produk jadi. Tujuan kedua adalah untuk menjaga tingkat persediaan seminim mungkin, serta untuk merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan, dan pembelian material.
Keuntungan yang diperoleh apabila kita menerapkan MRP adalah:
- Mengurangi kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan barang, sebagai dasar perencanaan jumlah produksi.
- Memberi informasi perencanaan kapasitas pabrik
- Melakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap jumlah persediaan dan pemesanan material.
Ciri-ciri MRP adalah dapat memenuhi permintaan bergelombang, pengadaan material tepat waktu dan jumlah, tepat bahan, dan tepat harga. Arus informasi dalam MRP adalah sebagai berikut:
Master Production Schedulling, yaitu ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode yang akan datang berdasar pesanan atau permintaan secara pasti
Bill of Materials, daftar harga barang yang diperlukan untuk membuat suatu produk
Struktur Produk, hubungan beberapa komponen dari beberapa pekerjaan sampai produk jadi.
Data inventory, terdiri dari kebutuhan kotor (gross requirement), skedul penerimaan (schedule receipt), persediaan di tangan (projected on hand inventory), rencana penerimaan persediaan (planned receipt), dan rencana pemesanan (planned order release).
0 comments:
Post a Comment