Menurut Davidson (1988), suatu bisnis ritail berada di antara 2 sisi pasar (market): pasar sumber daya dan pasar konsumen. Pasar sumber daya antara lain terdiri atas pasar property, pasar modal, pasar produk, pasar teknologi, dan fasilitas-fasilitas atau jasa-jasa lainya. Sedangkan pasar konsumen dapat dibagi dalam dua macam, yaitu konsumen individual/family dan konsumen institusional (pemerintah, swasta, ataupun institusi lannya). Kedua sisi pasar ini mempengaruhi penempatan diri dari bisnis ritail, yakni keberadaan atau eksistensinya dihadapan atau dalam pandangan konsumen dibandingakan dengan retailer lainnya.
Pada sisi pasar sumber daya, retailer bersaing, antara lain, (1) untuk mendapatkan lokasi atau property terbaik, (2) untuk mendapatkan investor di pasar modal, (3) untuk mendapatkan tingkat teknologi dan fasilitas pendukung lainnya yang memadai, (5) untuk mendapatkan sumber pasokan merchandise dengan kondisi yang terbaik. Kemudian di pasar konsumen, sudah jelas bahwa retailer bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar untuk penjualan yang terbaik.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Retel Positioning
- Kondisi internal retailer : Aspek asset, human resources, financial, merchandise
- Orientasi pasar (market orientasi) : upaya pendekatan terhadap pasar khususnya pasar konsumen, antara lain dengan melakukan segmentasi pasar, menetapkan target pelanggan, dan penyesuaian layanan.
- Competitiveness : kemampuan retailer untuk menempatkan diri daalm peta persaingan, baik dalam pasar sumber daya maupun pasar konsumsi. Ada beberapa jenis persaingan antara lain (1) persaingan langsung (2) persaingan vertikal (3) persaingan horizontal, dan (4) persaingan internal.
- Penguasaan informasi : informasi tentang pasar, baik pasar sumber daya maupun pasar konsumen, dan tingkat penguasaan informasi teknologi yang menjembatani hubungan retailer dengan pasar sumber daya dan pasar konsumen.
- Pengaruh Globalisasi : sejalan dengan perkembangan dunia yang menuju pasar bebas.
0 comments:
Post a Comment