Sunday, June 24, 2012

Mendesain dan Mengatur Evaluasi Formatif (Bagian 3)

By
Evaluasi Perorangan 
Tujuan
Tujuan evaluasi perorangan adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus kesalahan yang mencolok dalam pengajaran dan untuk mengetahui tanggapan pebelajar terhadap proses pembelajaran. Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih peserta didik yang berinteraksi langsung dengan guru.
Kriteria
a.    Kejelasan
Apakah pesan, atau apa yang disajikan oleh guru selama proses pembelajaran sudah tepat sasaran?
b.    Dampak
Berkaitan dengan dampak pembelajaran terhadap perilaku peserta didik dan pencapaian tujuan dan sasaran pembelajaran.
c.    Kelayakan
Pertimbangan kelayakan termasuk kemampuan guru dalam menyampaikan materi dan media pembelajaran.

Memilih Pelajar 
Penentuan pelajar yang dilibatkan dalam evaluasi perorangan harus mewakili populasi target, baik segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Misal dari segi kemampuan, dipilih yang diatas rata-rata, rata-rata dan di bawah rata-rata. Dilihat dari motivasi, dipilih yang motivasi positif, netral dan negatif. Evaluasi perorangan sangat bergantung pada kemampuan seorang guru untuk menjalin hubungan dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik.

Evaluasi Kelompok Kecil 
Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi satu-satu, produk instruksional tersebut dievaluasi lagi dengan menggunakan sekelompok kecil mahasiswa yang terdiri atas 8-12 orang. Kelompok kecil mahasiswa ini harus representative untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya. Diantara mereka tidak termasuk tiga orang mahasiswa yang telah ikut dalam evaluasi satu-satu. Maksud evaluasi kelompok kecil ini adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga proses instruksional.

Langkah-langkah yang harus ditempuh pengembang instruksional adalah:
1.   Mengumpulkan mahasiswa yang menjadi sampel di suatu ruangan dan menjelaskan maksud evaluasi ini, yaitu untuk mendapatkan umpan balik dalam rangka merevisi produk instruksional tersebut.
2.  Menjelaskan kegiatan instruksional yang akan dilakukan dan mendorong mahasiswa untuk memberi  komentar dengan leluasa setiap saat, selama kegiatan tersebut berlangsung, tentang kualitas produk instruksional, baik yang menyangkut bahan instruksional maupun proses instruksionalnya.
3.  Melaksanakan kegiatan instruksional yang diproduksi dan telah direvisi berdasarkan hasil reviu dan evaluasi satu-satu.
4.    Mencatat komentar mahasiswa terhadap proses dan bahan instruksional termasuk komentar terhadap tes yang digunakan.
5.   Melakukan interview dan mengajukan kuesioner kepada beberapa mahasiswa untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang:
  • Seberapa mudah mahasiswa memahami pelajaran yang baru lalu?
  • Apakah kegiatan instruksional itu menarik dan sistematis?
  • Bagian mana dari pelajaran tersebut yang sulit dipahami dan mengapa?
  • Butir tes yang mana yang tidak relevan dengan materi yang disajikan? 
Bila informasi yang diperoleh memberikan petunjuk tentang sangat banyaknya kekurangan produk instruksional yang dievaluasi, pengembang instruksional tidak boleh kecewa atau cenderung membuang produk tersebut. Evaluasi formatif tersebut memang bermaksud untuk mendapatkan informasi tentang kelemahan produk instruksional, bukan untuk mendapatkan informasi yang mengenakkan telinga saja atau sengaja hanya mencari kebaikannya. Sebaliknya, pengembang instruksional harus bergembira mendapatkan informasi tentang kelemahan produk instruksionalnya, karena ia mempunyai dasar untuk memperbaikinya. Pengembang instruksional harus sadar benar bahwa produk instruksional yang terbaik pun masih dapat ditingkatkan kualitasnya.
6.        Menggunakan hasil evaluasi kelompok kecil untuk merevisi produk instrukional.

Uji Coba Lapangan
Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi kelompok kecil, produk instruksional tersebut diujicobakan di lapangan sebagai tahap keempat atau tahap akhir dalam evaluasi formatif. Maksud uji coba lapangan ini adalah untuk mengidentifikasi kekurangan produk instruksional tersebut bila digunakan di dalam kondisi yang mirip dengan kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam dunia sebenarnya. Produk itu sendiri, lingkungan pelaksanaan, dan pelaksana uji coba harus dibuat semirip mungkin dengan keadaan pada waktu digunakan oleh populasi sasaran nanti. Inilah salah satu letak perbedaan secara mendasar antara uji coba lapangan ini dan tahap evaluasi formatif sebelumnya.

Jumlah mahasiswa yang menjadi sampel dalam uji coba lapangan ini lebih besar dari jumlah mahasiswa yang berpartisipasi dalam evaluasi kelompok kecil. Jumlah sekitar 15-30 orang mahasiswa sudah dianggap cukup sepanjang telah mempunyai cirri yang sama atau mirip dengan populasi sasaran.

  1. Menentukan sampel yang akan digunakan sebanyak 15-30 orang mahasiswa.
  2. Mempersiapkan lingkungan, fasilitas, dan alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan strategi instruksional dan bentuk kegiatan instruksional yang telah ditentukan, yaitu belajar mandiri, pengajaran konvensional, atau PBS.
  3. Melaksanakan kegiatan instruksional sesuai dengan bahan instruksional dan bentuk kegiatan instruksional. 
  4. Mengumpulkan data tentang kualitas proses instruksional dan bahan instruksional termasuk bahan ajar, pedoman mahasiswa, dan tes. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan memberikan kuesioner, interviu, dengan mahasiswa atau kombinasi keduanya. Di samping itu, pengembang instruksional mengumpulkan data dengan mengobservasi proses kegiatan mahasiswa dan keadaan lingkungan kegiatan instruksional tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kekurangsesuaiannya dengan strategi intruksional yang telah diterapkan. 
  5. Menyelenggarakan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui efektivitas kegiatan instruksional tersebut. Hasil tes ini tidak digunakan untuk menentukan terus digunakan atau dibatalkannya penggunaan produk instruksional tersebut, tetapi untuk mengetahui seberapa besar lagi usaha yang harus dilakukan pengembang instruksional untuk meningkatkan kualitasnya.

Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment