Sebagian besar organisasi telah memiliki sebentuk tenaga penjual yang terorganisasi jauh sebelum mereka memperkenalkan kegiatan pemasaran formal seperti yang dijelaskan pada artikel ini. Walaupun demikian, manajemen tenaga penjual merupakan bidang manajemen pemasaran yang sering sekali diabaikan. Ada beberapa alasan yang mungkin. Salah satunya adalah bahwa tidak semua manajer produk dan manajer pemasaran yang telah memiliki pengalaman dalam penjualan personal atau dalam peran manajemen tenaga penjual sebelumnya; sebagai konsekuensinya, para manajer tersebut sering menganggap enteng pentingnya penjualan personal yang efisien.
Alasan lain mengapa manajemen tenaga penjua terabaikan adalah bahwa tenaga penjual sendiri kadangkala mendorong terjadinya pembedaan antara penjualan dan pemasaran yang memperburuk situasi, dengan menggambarkan diri mereka sebagai “pasukan infantri.” Di samping itu, bukankah sesuatu yang cukup menciutkan hati jika berhubungan dengan para konsumen dengan berbagai macam tempramen, dibandingkan dengan duduk tenang di kantor dikelilingi oleh berbagai macam hasil survei pemasaran, grafik, dan rencana? Pemikiran demikian sangat menyesatkan. Kecuali telah ada sebentuk rencana pemasaran yang disusun dengan hati-hati sebelum seorang wiraniaga berupaya membujuk konsumen untuk membeli, kemungkinan terjadi penjualan yang berhasil menjadi sangat kecil.